Rabu, 16 November 2016

Talkshow bareng Kang Abik

Sebuah notifikasi facebook muncul member tahu bahwa ada seseorang yang mengirimkan sesuatu di grup FB kampus tercinta, IAIN Tulungagung. Lumayan terkejut ketika sesuatu itu adalah gambar yang memperlihatkan foto penulis Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman El Shirazy. Kucermati gambar tersebut, sempat ragu kalau Kang Abik akan datang di Tulungagung ini. Tidak mau penasaran lebih lama, aku pun menghubungi Contact Person acara tersebut. Ternyata benar, Kang Abik akan menyapa penggemarnya di Aula IAIN Tulungagung. Aku pun langsung mendaftarkan diri untuk ikut acara tersebut.

Talkshow Habiburrahman El Shirazy di kampus IAIN Tulungagung
Jumat, 04 November 2016

Memanfaatkan Smart Phone untuk Belajar Bahasa Al-Quran



Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan kepada umat manusia sebagai pedoman hidupnya. Kita semua tahu bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab, Tentang bahasa Arab Al-Quran ini, banyak dalil Al-Qur’an yang mengungkapkan hal tersebut yang salah satunya adalah QS Thahaa ayat 113.

Umat manusia dalam memahami pedoman hidupnya tersebut, haruslah memahami bahasa Al-Qur’an tersebut. Karenanya, bagi mereka yang ingin memahami pedoman hidupnya sangat baik jika mereka mempelajari ilmu bahasa Arab. Memang, sekarang lebih mudah mengetahui arti setiap ayat Al-Qur’an melalui membaca Qur’an terjemah. Namun, alangkah baiknya ketika seseorang melantunkan ayat suci Al-Qur’an, tidak hanya lisan dan matanya yang bekerja, namun hati juga turut hadir dalam memaknai apa yang dilisankannya.

Pembelajaran bahasa Arab yang sangat terkenal adalah pembelajaran dengan menggunakan kitab nahwu-shorof (tata bahasa/grammar bahasa Arab). Tidak sedikit orang yang mempelajari materi tersebut dan beberapa dari mereka mengatakan bahwa pelajaran tersebut adalah pelajaran tersulit dari di antara pelajaran yang ada. Saya sempat bertanya pada teman yang pernah mempelajari nahwu-sharaf. Dia berkomentar,
“Belajar nahwu-shorof tidak bisa hanya sekali khatam kitab, tapi perlu mengulangi beberapa kali supaya benar-benar menguasai bahasa Arab sehingga mampu membaca kitab gundul atau menterjemahkan Al-Qur’an”.
 Hal senada juga disampaikan oleh Kyai Ahsin dalam kutipan Abaza bahwa “kendala yang dihadapi santri selama ini adalah sulitnya memformulasikan teori nahwu-shorof dengan cara pembelajaran yang mudah, karena nahwu-shorof terlanjur dipersepsikan sebagai pelajaran yang sulit”.[1]

Pembelajaran nahwu-shorof yang memiliki beberapa tingkatan dan sering dipersepsikan dengan pelajaran yang sangat sulit dipahami ini membuat orang menjauh dari pelajaran tersebut, tidak termotivasi lagi untuk mempelajari Al-Qur’an. Namun seiring perkembangan zaman, orang-orang semakin menyadari betapa pentingnya mempelajari Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar hingga tercipta beberapa metode efektif untuk menterjemahkan Al-Qur’an, salah satunya adalah metode Tamyiz.

Tamyiz adalah salah satu metode untuk menterjemah Al-Qur’an dengan menggunakan Arabic language for special purpose, yaitu pembelajaran bahasa Arab yang dijelaskan dengan sangat sederhana dan mudah dipahami, pembelajarannya dengan menggunakan lagu-lagu untuk menghafal beberapa kaidah dalam bahasa Arab.[1] Metode Tamyiz ini cocok untuk semua kalangan (anak sampai dewasa) dengan syarat mampu membaca Al-Qur’an.

Pembelajaran metode Tamyiz yang diselenggarakan di Pesantren Bayt Tamyiz Indramayu menghasilkan anak-anak didik yang bisa menterjemahkan Al-Qur’an. Karena keberhasilan tersebut, akhirnya tahun 2010 pada acara Islamic Book Fair metode Tamyiz launching di khalayak masyarakat, sehingga metode ini dikenal oleh banyak orang di Indonesia.[1] Ini membuat banyak orang (terutama yang tertarik mempelajari Al-Qur’an) untuk belajar menterjemahkan Al-Qur’an melalui metode Tamyiz ini. Karena keterbatasan jarak dan waktu (banyak yang ingin belajar Tamyiz, namun tidak memungkinkan untuk belajar ke Pesantren Bayt Tamyiz), akhirnya terciptalah pembelajaran Tamyiz via online yang bisa diikuti oleh semua kalangan.

Tamyiz online adalah sistem pembelajaran menterjemah Al-Qur’an dengan metode tamyiz yang dilaksanakan dengan online yang menggunakan media whatsapp sebagai media pembelajarannya. Pembelajaran ini pertama kali diadakan pada Maret 2015 dan hingga sekarang telah mencapai gelombang 8, di mana setiap gelombang terdiri dari banyak kelas yang berbeda jumlahnya. Dengan sistem membuat peserta istiqomah, pembelajaran ini berlangsung sekitar 2,5 bulan dan peserta sudah bisa menterjemahkan Al-Qur’an.

Syarat untuk bisa gabung dalam pembelajaran tamyiz online cukup mudah, yaitu peserta hanya diharuskan mampu membaca Al-Quran. Mengenai keahliannya dalam bahasa Arab tidak dipermasalahkan. Karena memang metode tamyiz ini adalah metode yang didesain untuk anak kecil atau metode untuk mereka yang masih awam dengan bahasa Arab. Seperti yang dijelaskan oleh ustadzah Lutfia sebagai pencetus tamyiz online:
Tamyiz ini adalah metode yang sangat mudah. Didesain oleh penemunya (KH Anas Tamyiz) untuk pemula dan anak-anak, metode sebodoh-bodohnya orang paling bodoh. Berdasarkan pengamatan saya yang telah mencoba mempelajari beberapa metode belajar bahasa Arab khususnya untuk menterjemah Al-Quran, ternyata sampai saat ini tamyizlah yang paling mudah. Bahkan untuk orang yang belum pernah belajar bahasa Arab sama sekali, bahkan buat anak-anak.[1]

Telah terbukti bahwa metode tamyiz dapat mengantarkan seorang anak tanpa background bahasa Arab bisa menterjemahkan Al-Quran. Ini yang menjadikan tim tamyiz online yakin bahwa metodenya juga mampu mengantarkan peserta mahir menterjemah Al-Quran walau secara online dan tanpa pengetahuan bahasa Arab yang ada pada dirinya.

Selain mampu membaca Al-Quran, syarat yang diajukan kepada calon peserta adalah memiliki akun whatsapp dan smartphone yang mempunyai kapasitas memori banyak sehingga mampu menyimpan media gambar dan media audio yang diberikan oleh pengajarnya. Calon peserta tidak dibatasi umur, artinya dari anak kecil sampai orang dewasa pun bisa mengikuti pembelajaran tamyiz online.

Pembelajaran tamyiz online ini dengan memanfaatkan grup di whatsapp. Ada dua grup di whatsapp dalam pembelajaran tamyiz online ini, yaitu grup khusus untuk ustadzah menyampaikan materi (MTO) dan grup setiap kelas (grup diskusi) yang berguna untuk tempat melaporkan bahwa mereka telah mengerjakan tugas, untuk rekap nilai, atau untuk percakapan antar peserta. Untuk grup MTO hanya pengajar yang boleh chat di grup tersebut, peserta hanya boleh menyimak materi yang diberikan di grup tersebut. Jadi, jika dalam penyampaian materi ada yang tidak dimengerti oleh peserta, maka pertanyaan harus disampaikan pada grup diskusi. Grup MTO berisi peserta satu angkatan sedangkan grup diskusi hanya peserta satu kelas.

Media lain yang diperlukan adalah buku, walau ini tidak wajib adanya. Peserta tamyiz online lebih baik mempunyai tiga buku agar pembelajaran dapat berjalan maksimal. Buku tersebut adalah “Buku Pegangan Tamyiz Online” yang berisi tentang materi yang diberikan pengajar pada whatsapp, “Tamyiz: Anak Kecil Saja Bisa yang Pernah Kecil Pasti Bisa Pintar Tarjamah Quran dan Kitab Kuning” yang berisi tentang gambaran metode tamyiz, materi, dan sebagian surat Al-Baqarah sebagai latihan para peserta, serta kamus “Kawkaban” yakni kamus yang dirancang oleh tim tamyiz sendiri yang isinya adalah bahasa Arab yang ada dalam surat al-Baqarah.

Buku Pegangan Tamyiz Online

Ada tiga tahap dalam pembelajaran tamyiz, yaitu Tamyiz 1 (pintar terjemah Al-Quran), Tamyiz 2 (pintar membaca kitab kuning), dan tamyiz 3 (pintar tarkib dan mengajarkan Al-Quran dan kitab kuning. Namun, pada online ini lebih difokuskan pada Tamyiz 1, yaitu pintar terjemah Al-Quran.

Pada Tamyiz 1, pelajaran diawali dengan pengajar menyampaikan sejarah terciptanya tamyiz, motivasi bahwasanya belajar Al-Quran itu mudah, serta tentang kata dalam Al-Quran. Setelah itu tersampaikan, barulah setiap hari (kecuali Sabtu dan Ahad) pengajar memposting satu materi. Tamyiz 1 ini, peserta mempelajari tentang huruf, isim, dan fi’il yang mana juga tercantum pada “Buku Pegangan Tamyiz Online”.

Terkait dengan urutan materi yang diajarkan (dimulai dengan huruf, kemudian isim lalu fi’il) berbeda dengan pelajaran bahasa Arab umumnya yang mendahulukan belajar isim, alasannya untuk memudahkan, seperti yang diungkapkan oleh ustadzah Lela selaku ustadzah di kelas angkatan 5: “Diurut dari yang paling mudah, huruf dihafal, isim diketahui dengan ciri-ciri dan tashrifnya, fi’il ciri-ciri tashrif dan dhomirnya plus fi’il ini masih dibagi lagi menjadi mudhori’, madhi, dan amr”.[1]
Ustadzah Citra juga berkomentar:
Kalau saya menangkap dengan perbandingan pelajaran bahasa Arab umum, pendekatan urutan belajar di tamyiz ini untuk memudahkan. Kalau belajar bahasa Arab, yang diajarkan terlebih dahulu umumnya adalah isim. Itu banyak sekali aturannya dan kaidahnya. Nah, di tamyiz, sebagian isim itu dipindah menjadi huruf. Sehingga, sisa isim yang ada bisa dicirikan dalam 8 ciri isim yang ada di tamyiz. Ini menurut saya adalah metode yang disusun dengan sangat cerdas. Orang tidak perlu berbulan-bulan belajar isim.[2]

Metode tamyiz menjadi mudah, selain urutannya seperti yang diungkapkan oleh pengajar, juga karena peserta menghafalkan materi dengan lagu, dengan demikian peserta tidak merasa terbebani dan akan mudah mengingat materi-materi tersebut. Hal ini juga dirasakan oleh Listiyani, salah satu peserta tamyiz online. Menurutnya, “belajar tamyiz lebih mudah dari pada belajar bahasa Arab umumnya, karena menggunakan lagu dan runtut”.[1]

Adapun penyampaian materi dalam pembelajaran online adalah dengan menyampaikan materi berupa gambar yang kemudian disusul audio/suara bagaimana menyanyikan lagu dari gambar tersebut.

Materi Tamyiz Online Huruf Bijari

Gambar tersebut adalah salah satu kelompok huruf yang harus dipelajari peserta (ada 26 kelompok huruf yang harus dihafalkan). Nomor 1 paling atas adalah nomor kelompok huruf yang bernama bijari. Tanda lingkaran merah menunjukkan jumlah huruf tersebut di dalam Al-Quran. Pemostingan gambar disertai dengan pemostingan audio berupa bagaimana cara menyanyikan huruf tersebut. Sebagai contoh adalah gambar tersebut, cara menyanyikannya adalah dengan lagu yang berjudul
Matahari Dunia.

Gambar dan lagu diposting supaya dipelajari dan selanjutnya dihafalkan oleh peserta. Jadi, setiap hari peserta harus bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan. Peserta diminta untuk menghafalkan sampai hafal, dan ketika mereka sudah berhasil menghafalnya, mereka harus menyanyikan lagu yang kemudian dikirim kepada pengajar ataupun pasangan yang sudah ditentukan, jadi yang dikirim kepada pengajar atau pasangan adalah berupa audio. Setelah menyanyikan lagu, maka peserta harus melaporkan ke grup diskusi (grup di whatsapp yang dibuat oleh tim tamyiz), dan ini berfungsi juga sebagai absensi.

Kelas Diskusi Tamyiz Online

Jika waktu melaporkan tugas telah berakhir, maka tugas admin adalah mendata siapa saja yang sudah mengerjakan, siapa yang terlambat mengerjakan, siapa yang ijin, dan siapa yang tidak mengerjakan. 
Peserta yang tidak mengerjakan tugas tanpa ijin akan terkena iqob (denda), yaitu infaq Rp 10.000,00 ke masjid terdekat atau istighfar 100 kali.

Peserta pada pembelajaran tamyiz online tidak hanya diberi materi, materi, dan materi. Namun di sela-sela pemberian materi itu, ada hari di mana peserta diminta untuk latihan mengerjakan soal, latihan ini adalah untuk evaluasi peserta dan pengajar sampai sejauh mana kemampuan peserta. Adapun proses pemberian latihan yaitu pengajar mem-posting beberapa ayat Al-Quran yang kemudian diikuti oleh pemberian instruksi bagaimana cara mengerjakannya.

Sistem latihan mengerjakan soal untuk menterjemahkan Al-Quran sama dengan sistem ketika menghafalkan lagu. Waktu yang diberikan adalah 24 jam dari pemberian tugas. Bedanya adalah, kalau menghafal lagu, media yang disetorkan ke pasangan adalah media audio, sedangan pada tugas latihan menterjemahkan, media yang disetorkan tidak hanya media audio, tetapi juga media gambar. Jadi, ketika mengerjakan tugas dan menemukan huruf, maka peserta harus menandai huruf tersebut dan menyebutkan nomor dan nama huruf serta artinya dan dilanjutkan menyanyikan lagu untuk huruf tersebut. Kemudian, hasil pekerjaannya difoto dan disetorkan ke pasangannya.


Kunci jawaban dari soal di­posting esok harinya beserta materi yang baru yang juga berarti tugas baru. Ketika pemberian tugas baru tersebut, pengajar juga memberi instruksi bahwa peserta yang melaporkan tugas baru supaya mencantumkan hasil benar pekerjaan pasangan atau dirinya sendiri (sesuai dengan instruksi) untuk tugas sebelumnya.

Laporan jumlah benar dari hasil pekerjaan peserta digunakan sebagai bahan evaluasi peserta dan pengajar tentang sejauh mana kemampuan para peserta setelah menerima pelajaran, dan jumlah benar tersebut tidak berpengaruh pada nilai di rapor.

Cara mempelajari isim hampir sama dengan mempelajari huruf, yaitu dengan menggunakan lagu. Mempelajari isim hanya membutuhkan waktu yang sebentar, tidak ada setengah jam. Karena peserta hanya menghafalkan satu macam lagu yaitu lagu untuk menghafalkan ciri-ciri isim.

Pada materi fi’il, metode lagu juga diterapkan, misalnya lagu untuk meghafal ciri-ciri fi’il itu sendiri serta lagu untuk tashrif fi’ilnya. Pada Tamyiz 1 ini, tasrif yang dipelajari adalah tashrif lughowi, untuk tashrif istilahi dipelajari pada Tamyiz 2.

Tugas yang diberikan ketika peserta telah mempelajari ketiga macam kata tersebut adalah peserta harus memenggal setiap kata pada ayat Al-Quran yang diberikan, dan memberi nama pada setiap kata tersebut, apakah itu huruf, isim, atau fi’il. Apabila kata tergolong huruf, maka peserta harus melingakarinya, menuliskan nomor dan nama hurufnya, serta artinya. Jika peserta menemukan isim, peserta harus memberi garis di atas kata tersebut dan menyebutkan ciri-ciri isim yang ada pada kata tersebut. Untuk fi’il, peserta memberi garis di bawah kata yang dianggap fi’il, menuliskan nama fi’il, ciri-ciri, dhomir, serta mentashrif dengan tashrif lughowi. Karena pada tahap ini yang diketahui artinya adalah huruf, maka kata yang diberi artinya huruf. Ini berarti peserta hafal arti dari semua huruf.
Berbeda lagi ketika sudah mempelajari Mujarrod (kata dasar) yang berguna untuk mencari arti kata di kamus. Ini adalah materi terakhir pada Tamyiz 1 yang berarti semua materi telah tersampaikan. Adapun tugas akhir adalah peserta diminta menterjemahkan ayat Al-Quran surat al-Baqarah yang ada pada buku Tamyiz: Anak Kecil saja Bisa yang Pernah Kecil Pasti Bisa.
Ketentuan dari tugas akhir tersebut adalah hampir sama dengan ketika mengerjakan tugas sebelum belajar mujarrod, yaitu ketika peserta menemukan huruf maka ditandai dengan lingkaran, isim diberi tanda garis satu di atasnya, fi’il mudhori’ diberi tanda garis satu di bawahnya, fi’il madhi diberi garis bawah dua, dan fi’il amr diberi garis bawah tiga. Bedanya, untuk huruf hanya ditulis nomor hurufnya saja (nama dan artinya tidak ditulis). Untuk isim ditulis kata dasar dan artinya yang bisa dilihat di kamus. Sedangkan untuk fi’il ditulis kata dasar, dhomir, serta artinya yang juga bisa dilihat di kamus.

Pada buku Tamyiz tersebut, ada beberapa kata dalam ayat Al-Quran yang diberi garis bawah satu. Itu berarti kata yang boleh dilihat di kamus dan harus dihafalkan, agar ketika peserta nanti menemukannya lagi dalam ayat lainnya, mereka tidak usah mencarinya di kamus.

Sebagai bahan evaluasi, setiap bulan ada laporan seperti rapor yang di-posting oleh admin. Pembelajaran tamyiz online menuntut agar peserta mengikuti instruksi yang diberikan pengajar. Jadi, nilai peserta tergantung dari mereka untuk selalu mengikuti instruksi atau tidak. Instruksi yang diberikan adalah peserta harus mengerjakan tugas setiap hari, maka mereka yang istiqomah akan mendapatkan nilai yang baik meskipun pekerjaannya tidak benar semua. 

Jadi, tim tamyiz online menetapkan nilai sesuai dengan istiqomah tidaknya para peserta dalam mematuhi instruksi yang diberikan atau dalam pengerjaan tugas yang diberikan. Adapun pedoman penilaian adalah sebagai berikut:

Nilai
Ketentuan
100
1.      Lapor ontime
2.      Lapor terlambat, tetapi SOS belum tenggat
90
Lapor terlambat tanpa SOS pada hari yang sama
70
Lapor terlambat >1 hari sesudahnya, tanpa kabar
0
Tugas tidak terpenuhi s.d. masa 2 pekan berikutnya

Tabel 4.2 Ketentuan Penilaian Tamyiz Online

Melalui tulisan ini saya mengucapkan terima kasih (syukran katsir) kepada semua penyelenggara Tamyiz, khususnya tamyiz online yang telah memberikan kesempatan untuk saya dan teman-teman dalam mempelajari bahasa Arab. Terima kasih juga atas segala bimbingan kalian. Semoga usaha ini mendapatkan ridho Allah sehingga melahirkan generasi qurani . Amiiinnn

Logo Tamyiz Online


[1] Wawancara dengan Listiyani (peserta tamyiz kelas 5A) pada tanggal 27 Juni 2016 pukul 07.43 WIB.

[1] Wawancara dengan ustadzah Lela pada tanggal 26 Juni 2016 pukul 13.32 WIB.
[2] Wawancara dengan ustadzah Citra pada tanggal 22 Juni 2016 pukul 11.27 WIB.


[1] Wawancara dengan ustadzah Lutfia pada tanggal 27 Juni 2016 pukul 06.06 WIB.


[1] Ibid., 7.



[1] Lutfia, Buku Pegangan . . . , 5.


[1] Abaza, Tamyiz: Anak Kecil saja Bisa yang Pernah Kecil Pasti Bisa, (Jakarta: Tamyiz Publishing, 2011), ii.
Minggu, 02 Oktober 2016

Pengenalan Ayat Kauniyah pada Anak

 
 
Judul : Jejak-Jejak Misterius
Penulis : Ririn Astutiningrum
Penerbit : Tiga Ananda
Kota Terbit : Solo
Cetakan Pertama: Februari 2016

Terdapat dua macam kalam Allah yaitu ayat qouliyah berupa firman-Nya yang terdapat dalam kitab yang mulia, Al-Quran al-Karim, serta ayat kauniyah yaitu kalam Allah yang disampaikan lewat alam semesta beserta isinya. Penampakan alam semesta, adanya gunung, laut, langit dan bumi beserta isinya, terjadinya pergantian siang dan malam, dan masih banyak lagi kejadian alam lainnya, itu semua tidak lain adalah firman Allah (ayat kauniyah) yang disampaikan kepada manusia agar mereka mau menggunakan akalnya untuk merenungi itu semua.
Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan ayat kauniyah, dan dilanjutkan dengan kalimat “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir” atau dengan kalimat pertanyaan untuk menjadi renungan “Tidakkah kamu berfikir?” Ini berarti Allah selalu mengingatkan manusia untuk memaksimalkan akal karena dengan berfikir, manusia akan menyadari kekuasaan Allah.
Sejak kecil, anak seharusnya dikenalkan dengan ayat-ayat kauniyah dengan bahasa yang mudah dipahami anak, agar mereka mengetahui bahwa kejadian di sekitarnya merupakan kekuasaan Allah. Dengan demikian, keimanan anak akan semakin kuat. Mereka akan semakin yakin bahwa Allah itu benar-benar ada dan Maha Kuasa. Ini bisa juga sebagai pembelajaran agar anak selalu bersyukur, karena alam semesta ini diciptakan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan manusia.
Buku Jejak-Jejak Misterius karangan Ririn Rahayu Astutiningrum ini adalah salah satu media untuk anak dalam mempelajari ayat-ayat kauniyah Allah, didalamnya berisi kumpulan cerpen dan dongeng anak yang menunjukkan beberapa ayat kauniyah Allah, Dari beberapa ayat Al-Quran, mbak Ririn mampu meramunya menjadi cerita apik sesuai dengan keadaan dan pemahaman anak-anak. Membacanya akan mendapatkan dua pelajaran, tentang kekuasaan Allah dan tentang ilmu sains.
Al-Quran surat al-Hadid (57) ayat 25 adalah salah satu ayat yang dimunculkan dalam buku ini. Dari ayat tersebut, Bu Ririn berhasil menciptakan dongeng (dalam buku ini) yang berjudul “Persahabatan Pagar Besi dan Pohon Bunga”. Dikisahkan bahwasanya pagar besi itu sudah tua dan berkarat. Semakin hari karat di badannya semakin banyak menjadikan dirinya hampir roboh. Karena itu, pemilik kebun pun melepasnya agar tidak membahayakan. Ini menjadikan pohon bunga menjerit kesakitan karena mahkotanya dipetik orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pagar besi pun bersedih karena dirinya tidak mampu lagi melindungi pohon bunga dari tangan jahil manusia. Hingga akhirnya pohon bunga menghiburnya dengan menyadarkan bahwa dirinya adalah ciptaan Allah yang kuat. Pohon bunga juga menyebutkan banyak manfaat yang telah diberikan oleh besi untuk kehidupan di muka bumi ini (sesuai dengan ayat tersebut).
Banyak lagi kisah menarik yang jika dibaca akan menambah pemahaman bahwa semua yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia, semuanya pasti mempunyai manfaat untuk kehidupan ini. Dan tentunya juga menambah pemahamannya tentang ilmu pengetahuan alam.

Tulisan ini telah ditayangkan pada majalah Dwija Edisi 8.

Like Me :)

Talkshow bareng Kang Abik

Sebuah notifikasi facebook muncul member tahu bahwa ada seseorang yang mengirimkan sesuatu di grup FB kampus tercinta, IAIN Tulungagung. Lumayan terkejut ketika sesuatu itu adalah gambar yang memperlihatkan foto penulis Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman El Shirazy. Kucermati gambar tersebut, sempat ragu kalau Kang Abik akan datang di Tulungagung ini. Tidak mau penasaran lebih lama, aku pun menghubungi Contact Person acara tersebut. Ternyata benar, Kang Abik akan menyapa penggemarnya di Aula IAIN Tulungagung. Aku pun langsung mendaftarkan diri untuk ikut acara tersebut.

Talkshow Habiburrahman El Shirazy di kampus IAIN Tulungagung

Memanfaatkan Smart Phone untuk Belajar Bahasa Al-Quran



Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan kepada umat manusia sebagai pedoman hidupnya. Kita semua tahu bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab, Tentang bahasa Arab Al-Quran ini, banyak dalil Al-Qur’an yang mengungkapkan hal tersebut yang salah satunya adalah QS Thahaa ayat 113.

Umat manusia dalam memahami pedoman hidupnya tersebut, haruslah memahami bahasa Al-Qur’an tersebut. Karenanya, bagi mereka yang ingin memahami pedoman hidupnya sangat baik jika mereka mempelajari ilmu bahasa Arab. Memang, sekarang lebih mudah mengetahui arti setiap ayat Al-Qur’an melalui membaca Qur’an terjemah. Namun, alangkah baiknya ketika seseorang melantunkan ayat suci Al-Qur’an, tidak hanya lisan dan matanya yang bekerja, namun hati juga turut hadir dalam memaknai apa yang dilisankannya.

Pembelajaran bahasa Arab yang sangat terkenal adalah pembelajaran dengan menggunakan kitab nahwu-shorof (tata bahasa/grammar bahasa Arab). Tidak sedikit orang yang mempelajari materi tersebut dan beberapa dari mereka mengatakan bahwa pelajaran tersebut adalah pelajaran tersulit dari di antara pelajaran yang ada. Saya sempat bertanya pada teman yang pernah mempelajari nahwu-sharaf. Dia berkomentar,
“Belajar nahwu-shorof tidak bisa hanya sekali khatam kitab, tapi perlu mengulangi beberapa kali supaya benar-benar menguasai bahasa Arab sehingga mampu membaca kitab gundul atau menterjemahkan Al-Qur’an”.
 Hal senada juga disampaikan oleh Kyai Ahsin dalam kutipan Abaza bahwa “kendala yang dihadapi santri selama ini adalah sulitnya memformulasikan teori nahwu-shorof dengan cara pembelajaran yang mudah, karena nahwu-shorof terlanjur dipersepsikan sebagai pelajaran yang sulit”.[1]

Pembelajaran nahwu-shorof yang memiliki beberapa tingkatan dan sering dipersepsikan dengan pelajaran yang sangat sulit dipahami ini membuat orang menjauh dari pelajaran tersebut, tidak termotivasi lagi untuk mempelajari Al-Qur’an. Namun seiring perkembangan zaman, orang-orang semakin menyadari betapa pentingnya mempelajari Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar hingga tercipta beberapa metode efektif untuk menterjemahkan Al-Qur’an, salah satunya adalah metode Tamyiz.

Tamyiz adalah salah satu metode untuk menterjemah Al-Qur’an dengan menggunakan Arabic language for special purpose, yaitu pembelajaran bahasa Arab yang dijelaskan dengan sangat sederhana dan mudah dipahami, pembelajarannya dengan menggunakan lagu-lagu untuk menghafal beberapa kaidah dalam bahasa Arab.[1] Metode Tamyiz ini cocok untuk semua kalangan (anak sampai dewasa) dengan syarat mampu membaca Al-Qur’an.

Pembelajaran metode Tamyiz yang diselenggarakan di Pesantren Bayt Tamyiz Indramayu menghasilkan anak-anak didik yang bisa menterjemahkan Al-Qur’an. Karena keberhasilan tersebut, akhirnya tahun 2010 pada acara Islamic Book Fair metode Tamyiz launching di khalayak masyarakat, sehingga metode ini dikenal oleh banyak orang di Indonesia.[1] Ini membuat banyak orang (terutama yang tertarik mempelajari Al-Qur’an) untuk belajar menterjemahkan Al-Qur’an melalui metode Tamyiz ini. Karena keterbatasan jarak dan waktu (banyak yang ingin belajar Tamyiz, namun tidak memungkinkan untuk belajar ke Pesantren Bayt Tamyiz), akhirnya terciptalah pembelajaran Tamyiz via online yang bisa diikuti oleh semua kalangan.

Tamyiz online adalah sistem pembelajaran menterjemah Al-Qur’an dengan metode tamyiz yang dilaksanakan dengan online yang menggunakan media whatsapp sebagai media pembelajarannya. Pembelajaran ini pertama kali diadakan pada Maret 2015 dan hingga sekarang telah mencapai gelombang 8, di mana setiap gelombang terdiri dari banyak kelas yang berbeda jumlahnya. Dengan sistem membuat peserta istiqomah, pembelajaran ini berlangsung sekitar 2,5 bulan dan peserta sudah bisa menterjemahkan Al-Qur’an.

Syarat untuk bisa gabung dalam pembelajaran tamyiz online cukup mudah, yaitu peserta hanya diharuskan mampu membaca Al-Quran. Mengenai keahliannya dalam bahasa Arab tidak dipermasalahkan. Karena memang metode tamyiz ini adalah metode yang didesain untuk anak kecil atau metode untuk mereka yang masih awam dengan bahasa Arab. Seperti yang dijelaskan oleh ustadzah Lutfia sebagai pencetus tamyiz online:
Tamyiz ini adalah metode yang sangat mudah. Didesain oleh penemunya (KH Anas Tamyiz) untuk pemula dan anak-anak, metode sebodoh-bodohnya orang paling bodoh. Berdasarkan pengamatan saya yang telah mencoba mempelajari beberapa metode belajar bahasa Arab khususnya untuk menterjemah Al-Quran, ternyata sampai saat ini tamyizlah yang paling mudah. Bahkan untuk orang yang belum pernah belajar bahasa Arab sama sekali, bahkan buat anak-anak.[1]

Telah terbukti bahwa metode tamyiz dapat mengantarkan seorang anak tanpa background bahasa Arab bisa menterjemahkan Al-Quran. Ini yang menjadikan tim tamyiz online yakin bahwa metodenya juga mampu mengantarkan peserta mahir menterjemah Al-Quran walau secara online dan tanpa pengetahuan bahasa Arab yang ada pada dirinya.

Selain mampu membaca Al-Quran, syarat yang diajukan kepada calon peserta adalah memiliki akun whatsapp dan smartphone yang mempunyai kapasitas memori banyak sehingga mampu menyimpan media gambar dan media audio yang diberikan oleh pengajarnya. Calon peserta tidak dibatasi umur, artinya dari anak kecil sampai orang dewasa pun bisa mengikuti pembelajaran tamyiz online.

Pembelajaran tamyiz online ini dengan memanfaatkan grup di whatsapp. Ada dua grup di whatsapp dalam pembelajaran tamyiz online ini, yaitu grup khusus untuk ustadzah menyampaikan materi (MTO) dan grup setiap kelas (grup diskusi) yang berguna untuk tempat melaporkan bahwa mereka telah mengerjakan tugas, untuk rekap nilai, atau untuk percakapan antar peserta. Untuk grup MTO hanya pengajar yang boleh chat di grup tersebut, peserta hanya boleh menyimak materi yang diberikan di grup tersebut. Jadi, jika dalam penyampaian materi ada yang tidak dimengerti oleh peserta, maka pertanyaan harus disampaikan pada grup diskusi. Grup MTO berisi peserta satu angkatan sedangkan grup diskusi hanya peserta satu kelas.

Media lain yang diperlukan adalah buku, walau ini tidak wajib adanya. Peserta tamyiz online lebih baik mempunyai tiga buku agar pembelajaran dapat berjalan maksimal. Buku tersebut adalah “Buku Pegangan Tamyiz Online” yang berisi tentang materi yang diberikan pengajar pada whatsapp, “Tamyiz: Anak Kecil Saja Bisa yang Pernah Kecil Pasti Bisa Pintar Tarjamah Quran dan Kitab Kuning” yang berisi tentang gambaran metode tamyiz, materi, dan sebagian surat Al-Baqarah sebagai latihan para peserta, serta kamus “Kawkaban” yakni kamus yang dirancang oleh tim tamyiz sendiri yang isinya adalah bahasa Arab yang ada dalam surat al-Baqarah.

Buku Pegangan Tamyiz Online

Ada tiga tahap dalam pembelajaran tamyiz, yaitu Tamyiz 1 (pintar terjemah Al-Quran), Tamyiz 2 (pintar membaca kitab kuning), dan tamyiz 3 (pintar tarkib dan mengajarkan Al-Quran dan kitab kuning. Namun, pada online ini lebih difokuskan pada Tamyiz 1, yaitu pintar terjemah Al-Quran.

Pada Tamyiz 1, pelajaran diawali dengan pengajar menyampaikan sejarah terciptanya tamyiz, motivasi bahwasanya belajar Al-Quran itu mudah, serta tentang kata dalam Al-Quran. Setelah itu tersampaikan, barulah setiap hari (kecuali Sabtu dan Ahad) pengajar memposting satu materi. Tamyiz 1 ini, peserta mempelajari tentang huruf, isim, dan fi’il yang mana juga tercantum pada “Buku Pegangan Tamyiz Online”.

Terkait dengan urutan materi yang diajarkan (dimulai dengan huruf, kemudian isim lalu fi’il) berbeda dengan pelajaran bahasa Arab umumnya yang mendahulukan belajar isim, alasannya untuk memudahkan, seperti yang diungkapkan oleh ustadzah Lela selaku ustadzah di kelas angkatan 5: “Diurut dari yang paling mudah, huruf dihafal, isim diketahui dengan ciri-ciri dan tashrifnya, fi’il ciri-ciri tashrif dan dhomirnya plus fi’il ini masih dibagi lagi menjadi mudhori’, madhi, dan amr”.[1]
Ustadzah Citra juga berkomentar:
Kalau saya menangkap dengan perbandingan pelajaran bahasa Arab umum, pendekatan urutan belajar di tamyiz ini untuk memudahkan. Kalau belajar bahasa Arab, yang diajarkan terlebih dahulu umumnya adalah isim. Itu banyak sekali aturannya dan kaidahnya. Nah, di tamyiz, sebagian isim itu dipindah menjadi huruf. Sehingga, sisa isim yang ada bisa dicirikan dalam 8 ciri isim yang ada di tamyiz. Ini menurut saya adalah metode yang disusun dengan sangat cerdas. Orang tidak perlu berbulan-bulan belajar isim.[2]

Metode tamyiz menjadi mudah, selain urutannya seperti yang diungkapkan oleh pengajar, juga karena peserta menghafalkan materi dengan lagu, dengan demikian peserta tidak merasa terbebani dan akan mudah mengingat materi-materi tersebut. Hal ini juga dirasakan oleh Listiyani, salah satu peserta tamyiz online. Menurutnya, “belajar tamyiz lebih mudah dari pada belajar bahasa Arab umumnya, karena menggunakan lagu dan runtut”.[1]

Adapun penyampaian materi dalam pembelajaran online adalah dengan menyampaikan materi berupa gambar yang kemudian disusul audio/suara bagaimana menyanyikan lagu dari gambar tersebut.

Materi Tamyiz Online Huruf Bijari

Gambar tersebut adalah salah satu kelompok huruf yang harus dipelajari peserta (ada 26 kelompok huruf yang harus dihafalkan). Nomor 1 paling atas adalah nomor kelompok huruf yang bernama bijari. Tanda lingkaran merah menunjukkan jumlah huruf tersebut di dalam Al-Quran. Pemostingan gambar disertai dengan pemostingan audio berupa bagaimana cara menyanyikan huruf tersebut. Sebagai contoh adalah gambar tersebut, cara menyanyikannya adalah dengan lagu yang berjudul
Matahari Dunia.

Gambar dan lagu diposting supaya dipelajari dan selanjutnya dihafalkan oleh peserta. Jadi, setiap hari peserta harus bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan. Peserta diminta untuk menghafalkan sampai hafal, dan ketika mereka sudah berhasil menghafalnya, mereka harus menyanyikan lagu yang kemudian dikirim kepada pengajar ataupun pasangan yang sudah ditentukan, jadi yang dikirim kepada pengajar atau pasangan adalah berupa audio. Setelah menyanyikan lagu, maka peserta harus melaporkan ke grup diskusi (grup di whatsapp yang dibuat oleh tim tamyiz), dan ini berfungsi juga sebagai absensi.

Kelas Diskusi Tamyiz Online

Jika waktu melaporkan tugas telah berakhir, maka tugas admin adalah mendata siapa saja yang sudah mengerjakan, siapa yang terlambat mengerjakan, siapa yang ijin, dan siapa yang tidak mengerjakan. 
Peserta yang tidak mengerjakan tugas tanpa ijin akan terkena iqob (denda), yaitu infaq Rp 10.000,00 ke masjid terdekat atau istighfar 100 kali.

Peserta pada pembelajaran tamyiz online tidak hanya diberi materi, materi, dan materi. Namun di sela-sela pemberian materi itu, ada hari di mana peserta diminta untuk latihan mengerjakan soal, latihan ini adalah untuk evaluasi peserta dan pengajar sampai sejauh mana kemampuan peserta. Adapun proses pemberian latihan yaitu pengajar mem-posting beberapa ayat Al-Quran yang kemudian diikuti oleh pemberian instruksi bagaimana cara mengerjakannya.

Sistem latihan mengerjakan soal untuk menterjemahkan Al-Quran sama dengan sistem ketika menghafalkan lagu. Waktu yang diberikan adalah 24 jam dari pemberian tugas. Bedanya adalah, kalau menghafal lagu, media yang disetorkan ke pasangan adalah media audio, sedangan pada tugas latihan menterjemahkan, media yang disetorkan tidak hanya media audio, tetapi juga media gambar. Jadi, ketika mengerjakan tugas dan menemukan huruf, maka peserta harus menandai huruf tersebut dan menyebutkan nomor dan nama huruf serta artinya dan dilanjutkan menyanyikan lagu untuk huruf tersebut. Kemudian, hasil pekerjaannya difoto dan disetorkan ke pasangannya.


Kunci jawaban dari soal di­posting esok harinya beserta materi yang baru yang juga berarti tugas baru. Ketika pemberian tugas baru tersebut, pengajar juga memberi instruksi bahwa peserta yang melaporkan tugas baru supaya mencantumkan hasil benar pekerjaan pasangan atau dirinya sendiri (sesuai dengan instruksi) untuk tugas sebelumnya.

Laporan jumlah benar dari hasil pekerjaan peserta digunakan sebagai bahan evaluasi peserta dan pengajar tentang sejauh mana kemampuan para peserta setelah menerima pelajaran, dan jumlah benar tersebut tidak berpengaruh pada nilai di rapor.

Cara mempelajari isim hampir sama dengan mempelajari huruf, yaitu dengan menggunakan lagu. Mempelajari isim hanya membutuhkan waktu yang sebentar, tidak ada setengah jam. Karena peserta hanya menghafalkan satu macam lagu yaitu lagu untuk menghafalkan ciri-ciri isim.

Pada materi fi’il, metode lagu juga diterapkan, misalnya lagu untuk meghafal ciri-ciri fi’il itu sendiri serta lagu untuk tashrif fi’ilnya. Pada Tamyiz 1 ini, tasrif yang dipelajari adalah tashrif lughowi, untuk tashrif istilahi dipelajari pada Tamyiz 2.

Tugas yang diberikan ketika peserta telah mempelajari ketiga macam kata tersebut adalah peserta harus memenggal setiap kata pada ayat Al-Quran yang diberikan, dan memberi nama pada setiap kata tersebut, apakah itu huruf, isim, atau fi’il. Apabila kata tergolong huruf, maka peserta harus melingakarinya, menuliskan nomor dan nama hurufnya, serta artinya. Jika peserta menemukan isim, peserta harus memberi garis di atas kata tersebut dan menyebutkan ciri-ciri isim yang ada pada kata tersebut. Untuk fi’il, peserta memberi garis di bawah kata yang dianggap fi’il, menuliskan nama fi’il, ciri-ciri, dhomir, serta mentashrif dengan tashrif lughowi. Karena pada tahap ini yang diketahui artinya adalah huruf, maka kata yang diberi artinya huruf. Ini berarti peserta hafal arti dari semua huruf.
Berbeda lagi ketika sudah mempelajari Mujarrod (kata dasar) yang berguna untuk mencari arti kata di kamus. Ini adalah materi terakhir pada Tamyiz 1 yang berarti semua materi telah tersampaikan. Adapun tugas akhir adalah peserta diminta menterjemahkan ayat Al-Quran surat al-Baqarah yang ada pada buku Tamyiz: Anak Kecil saja Bisa yang Pernah Kecil Pasti Bisa.
Ketentuan dari tugas akhir tersebut adalah hampir sama dengan ketika mengerjakan tugas sebelum belajar mujarrod, yaitu ketika peserta menemukan huruf maka ditandai dengan lingkaran, isim diberi tanda garis satu di atasnya, fi’il mudhori’ diberi tanda garis satu di bawahnya, fi’il madhi diberi garis bawah dua, dan fi’il amr diberi garis bawah tiga. Bedanya, untuk huruf hanya ditulis nomor hurufnya saja (nama dan artinya tidak ditulis). Untuk isim ditulis kata dasar dan artinya yang bisa dilihat di kamus. Sedangkan untuk fi’il ditulis kata dasar, dhomir, serta artinya yang juga bisa dilihat di kamus.

Pada buku Tamyiz tersebut, ada beberapa kata dalam ayat Al-Quran yang diberi garis bawah satu. Itu berarti kata yang boleh dilihat di kamus dan harus dihafalkan, agar ketika peserta nanti menemukannya lagi dalam ayat lainnya, mereka tidak usah mencarinya di kamus.

Sebagai bahan evaluasi, setiap bulan ada laporan seperti rapor yang di-posting oleh admin. Pembelajaran tamyiz online menuntut agar peserta mengikuti instruksi yang diberikan pengajar. Jadi, nilai peserta tergantung dari mereka untuk selalu mengikuti instruksi atau tidak. Instruksi yang diberikan adalah peserta harus mengerjakan tugas setiap hari, maka mereka yang istiqomah akan mendapatkan nilai yang baik meskipun pekerjaannya tidak benar semua. 

Jadi, tim tamyiz online menetapkan nilai sesuai dengan istiqomah tidaknya para peserta dalam mematuhi instruksi yang diberikan atau dalam pengerjaan tugas yang diberikan. Adapun pedoman penilaian adalah sebagai berikut:

Nilai
Ketentuan
100
1.      Lapor ontime
2.      Lapor terlambat, tetapi SOS belum tenggat
90
Lapor terlambat tanpa SOS pada hari yang sama
70
Lapor terlambat >1 hari sesudahnya, tanpa kabar
0
Tugas tidak terpenuhi s.d. masa 2 pekan berikutnya

Tabel 4.2 Ketentuan Penilaian Tamyiz Online

Melalui tulisan ini saya mengucapkan terima kasih (syukran katsir) kepada semua penyelenggara Tamyiz, khususnya tamyiz online yang telah memberikan kesempatan untuk saya dan teman-teman dalam mempelajari bahasa Arab. Terima kasih juga atas segala bimbingan kalian. Semoga usaha ini mendapatkan ridho Allah sehingga melahirkan generasi qurani . Amiiinnn

Logo Tamyiz Online


[1] Wawancara dengan Listiyani (peserta tamyiz kelas 5A) pada tanggal 27 Juni 2016 pukul 07.43 WIB.

[1] Wawancara dengan ustadzah Lela pada tanggal 26 Juni 2016 pukul 13.32 WIB.
[2] Wawancara dengan ustadzah Citra pada tanggal 22 Juni 2016 pukul 11.27 WIB.


[1] Wawancara dengan ustadzah Lutfia pada tanggal 27 Juni 2016 pukul 06.06 WIB.


[1] Ibid., 7.



[1] Lutfia, Buku Pegangan . . . , 5.


[1] Abaza, Tamyiz: Anak Kecil saja Bisa yang Pernah Kecil Pasti Bisa, (Jakarta: Tamyiz Publishing, 2011), ii.

Pengenalan Ayat Kauniyah pada Anak

 
 
Judul : Jejak-Jejak Misterius
Penulis : Ririn Astutiningrum
Penerbit : Tiga Ananda
Kota Terbit : Solo
Cetakan Pertama: Februari 2016

Terdapat dua macam kalam Allah yaitu ayat qouliyah berupa firman-Nya yang terdapat dalam kitab yang mulia, Al-Quran al-Karim, serta ayat kauniyah yaitu kalam Allah yang disampaikan lewat alam semesta beserta isinya. Penampakan alam semesta, adanya gunung, laut, langit dan bumi beserta isinya, terjadinya pergantian siang dan malam, dan masih banyak lagi kejadian alam lainnya, itu semua tidak lain adalah firman Allah (ayat kauniyah) yang disampaikan kepada manusia agar mereka mau menggunakan akalnya untuk merenungi itu semua.
Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan ayat kauniyah, dan dilanjutkan dengan kalimat “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir” atau dengan kalimat pertanyaan untuk menjadi renungan “Tidakkah kamu berfikir?” Ini berarti Allah selalu mengingatkan manusia untuk memaksimalkan akal karena dengan berfikir, manusia akan menyadari kekuasaan Allah.
Sejak kecil, anak seharusnya dikenalkan dengan ayat-ayat kauniyah dengan bahasa yang mudah dipahami anak, agar mereka mengetahui bahwa kejadian di sekitarnya merupakan kekuasaan Allah. Dengan demikian, keimanan anak akan semakin kuat. Mereka akan semakin yakin bahwa Allah itu benar-benar ada dan Maha Kuasa. Ini bisa juga sebagai pembelajaran agar anak selalu bersyukur, karena alam semesta ini diciptakan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan manusia.
Buku Jejak-Jejak Misterius karangan Ririn Rahayu Astutiningrum ini adalah salah satu media untuk anak dalam mempelajari ayat-ayat kauniyah Allah, didalamnya berisi kumpulan cerpen dan dongeng anak yang menunjukkan beberapa ayat kauniyah Allah, Dari beberapa ayat Al-Quran, mbak Ririn mampu meramunya menjadi cerita apik sesuai dengan keadaan dan pemahaman anak-anak. Membacanya akan mendapatkan dua pelajaran, tentang kekuasaan Allah dan tentang ilmu sains.
Al-Quran surat al-Hadid (57) ayat 25 adalah salah satu ayat yang dimunculkan dalam buku ini. Dari ayat tersebut, Bu Ririn berhasil menciptakan dongeng (dalam buku ini) yang berjudul “Persahabatan Pagar Besi dan Pohon Bunga”. Dikisahkan bahwasanya pagar besi itu sudah tua dan berkarat. Semakin hari karat di badannya semakin banyak menjadikan dirinya hampir roboh. Karena itu, pemilik kebun pun melepasnya agar tidak membahayakan. Ini menjadikan pohon bunga menjerit kesakitan karena mahkotanya dipetik orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pagar besi pun bersedih karena dirinya tidak mampu lagi melindungi pohon bunga dari tangan jahil manusia. Hingga akhirnya pohon bunga menghiburnya dengan menyadarkan bahwa dirinya adalah ciptaan Allah yang kuat. Pohon bunga juga menyebutkan banyak manfaat yang telah diberikan oleh besi untuk kehidupan di muka bumi ini (sesuai dengan ayat tersebut).
Banyak lagi kisah menarik yang jika dibaca akan menambah pemahaman bahwa semua yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia, semuanya pasti mempunyai manfaat untuk kehidupan ini. Dan tentunya juga menambah pemahamannya tentang ilmu pengetahuan alam.

Tulisan ini telah ditayangkan pada majalah Dwija Edisi 8.

Blog Design by W-Blog