Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan kepada umat manusia sebagai pedoman hidupnya. Kita semua tahu bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab, Tentang bahasa Arab Al-Quran ini, banyak dalil Al-Qur’an yang mengungkapkan
hal tersebut yang salah satunya adalah QS Thahaa ayat 113.
Umat manusia dalam memahami pedoman hidupnya tersebut, haruslah memahami bahasa
Al-Qur’an tersebut. Karenanya, bagi mereka yang ingin memahami pedoman hidupnya
sangat baik jika mereka mempelajari ilmu bahasa Arab. Memang, sekarang lebih
mudah mengetahui arti setiap ayat Al-Qur’an melalui membaca Qur’an terjemah.
Namun, alangkah baiknya ketika seseorang melantunkan ayat suci Al-Qur’an, tidak
hanya lisan dan matanya yang bekerja, namun hati juga turut hadir dalam
memaknai apa yang dilisankannya.
Pembelajaran bahasa Arab yang sangat terkenal
adalah pembelajaran dengan menggunakan kitab nahwu-shorof (tata bahasa/grammar
bahasa Arab). Tidak sedikit orang yang mempelajari materi tersebut dan beberapa dari mereka mengatakan bahwa pelajaran tersebut adalah pelajaran tersulit dari di antara pelajaran yang ada. Saya sempat bertanya pada teman yang pernah mempelajari nahwu-sharaf. Dia berkomentar,
“Belajar nahwu-shorof tidak bisa hanya sekali khatam kitab,
tapi perlu mengulangi beberapa kali supaya benar-benar menguasai bahasa Arab
sehingga mampu membaca kitab gundul atau menterjemahkan Al-Qur’an”.
Hal senada juga disampaikan oleh Kyai Ahsin dalam kutipan Abaza bahwa
“kendala yang dihadapi santri selama ini adalah sulitnya memformulasikan teori nahwu-shorof
dengan cara pembelajaran yang mudah, karena nahwu-shorof terlanjur
dipersepsikan sebagai pelajaran yang sulit”.
Pembelajaran nahwu-shorof yang memiliki beberapa tingkatan dan
sering dipersepsikan dengan pelajaran yang sangat sulit dipahami ini membuat
orang menjauh dari pelajaran tersebut, tidak termotivasi lagi untuk mempelajari
Al-Qur’an. Namun seiring perkembangan zaman, orang-orang semakin menyadari
betapa pentingnya mempelajari Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar hingga
tercipta beberapa metode efektif untuk menterjemahkan Al-Qur’an, salah satunya
adalah metode Tamyiz.
Tamyiz adalah salah satu metode untuk menterjemah Al-Qur’an dengan
menggunakan Arabic language for special purpose, yaitu pembelajaran
bahasa Arab yang dijelaskan dengan sangat sederhana dan mudah dipahami,
pembelajarannya dengan menggunakan lagu-lagu untuk menghafal beberapa kaidah
dalam bahasa Arab.
Metode Tamyiz ini cocok untuk semua kalangan (anak sampai dewasa) dengan syarat
mampu membaca Al-Qur’an.
Pembelajaran metode Tamyiz yang diselenggarakan di Pesantren Bayt Tamyiz
Indramayu menghasilkan anak-anak didik yang bisa menterjemahkan Al-Qur’an.
Karena keberhasilan tersebut, akhirnya tahun 2010 pada acara Islamic Book
Fair metode Tamyiz launching di khalayak masyarakat, sehingga metode
ini dikenal oleh banyak orang di Indonesia.
Ini membuat banyak orang (terutama yang tertarik mempelajari Al-Qur’an) untuk
belajar menterjemahkan Al-Qur’an melalui metode Tamyiz ini. Karena keterbatasan
jarak dan waktu (banyak yang ingin belajar Tamyiz, namun tidak memungkinkan
untuk belajar ke Pesantren Bayt Tamyiz), akhirnya terciptalah pembelajaran
Tamyiz via online yang bisa diikuti oleh semua kalangan.
Tamyiz
online adalah sistem pembelajaran menterjemah Al-Qur’an dengan metode
tamyiz yang dilaksanakan dengan online yang menggunakan media whatsapp
sebagai media pembelajarannya. Pembelajaran ini pertama kali diadakan pada
Maret 2015 dan hingga sekarang telah mencapai gelombang 8, di mana setiap
gelombang terdiri dari banyak kelas yang berbeda jumlahnya. Dengan sistem
membuat peserta istiqomah, pembelajaran ini berlangsung sekitar 2,5
bulan dan peserta sudah bisa menterjemahkan Al-Qur’an.
Syarat untuk bisa gabung dalam pembelajaran tamyiz online cukup mudah, yaitu peserta hanya diharuskan mampu membaca Al-Quran. Mengenai keahliannya dalam bahasa Arab tidak dipermasalahkan. Karena memang metode tamyiz ini adalah metode yang didesain untuk anak kecil atau metode untuk mereka yang masih awam dengan bahasa Arab. Seperti yang dijelaskan oleh ustadzah Lutfia sebagai pencetus tamyiz online:
Tamyiz ini adalah metode yang sangat mudah.
Didesain oleh penemunya (KH Anas Tamyiz) untuk pemula dan anak-anak, metode sebodoh-bodohnya
orang paling bodoh. Berdasarkan pengamatan saya yang telah mencoba mempelajari
beberapa metode belajar bahasa Arab khususnya untuk menterjemah Al-Quran,
ternyata sampai saat ini tamyizlah yang paling mudah. Bahkan untuk orang yang
belum pernah belajar bahasa Arab sama sekali, bahkan buat anak-anak.
Telah terbukti
bahwa metode tamyiz dapat mengantarkan seorang anak tanpa background bahasa
Arab bisa menterjemahkan Al-Quran. Ini yang menjadikan tim tamyiz online yakin
bahwa metodenya juga mampu mengantarkan peserta mahir menterjemah Al-Quran
walau secara online dan tanpa pengetahuan bahasa Arab yang ada pada
dirinya.
Selain mampu
membaca Al-Quran, syarat yang diajukan kepada calon peserta adalah memiliki
akun whatsapp dan smartphone yang mempunyai kapasitas memori banyak
sehingga mampu menyimpan media gambar dan media audio yang diberikan oleh pengajarnya.
Calon peserta tidak dibatasi umur, artinya dari anak kecil sampai orang dewasa
pun bisa mengikuti pembelajaran tamyiz online.
Pembelajaran tamyiz online ini dengan memanfaatkan grup di whatsapp. Ada dua grup di whatsapp dalam pembelajaran
tamyiz online ini, yaitu grup khusus untuk ustadzah menyampaikan materi
(MTO) dan grup setiap kelas (grup diskusi) yang berguna untuk tempat melaporkan
bahwa mereka telah mengerjakan tugas, untuk rekap nilai, atau untuk percakapan
antar peserta. Untuk grup MTO hanya pengajar yang boleh chat di grup tersebut,
peserta hanya boleh menyimak materi yang diberikan di grup tersebut. Jadi, jika
dalam penyampaian materi ada yang tidak dimengerti oleh peserta, maka
pertanyaan harus disampaikan pada grup diskusi. Grup MTO berisi peserta satu
angkatan sedangkan grup diskusi hanya peserta satu kelas.
Media lain yang diperlukan adalah buku, walau
ini tidak wajib adanya. Peserta tamyiz online lebih baik mempunyai tiga
buku agar pembelajaran dapat berjalan maksimal. Buku tersebut adalah “Buku
Pegangan Tamyiz Online” yang berisi tentang materi yang diberikan pengajar pada
whatsapp, “Tamyiz: Anak Kecil Saja Bisa yang Pernah Kecil Pasti Bisa Pintar
Tarjamah Quran dan Kitab Kuning” yang berisi tentang gambaran metode tamyiz,
materi, dan sebagian surat Al-Baqarah sebagai latihan para peserta, serta kamus
“Kawkaban” yakni kamus yang dirancang oleh tim tamyiz sendiri yang isinya
adalah bahasa Arab yang ada dalam surat al-Baqarah.
|
Buku Pegangan Tamyiz Online |
Ada tiga tahap
dalam pembelajaran tamyiz, yaitu Tamyiz 1 (pintar terjemah Al-Quran), Tamyiz 2
(pintar membaca kitab kuning), dan tamyiz 3 (pintar tarkib dan mengajarkan
Al-Quran dan kitab kuning. Namun, pada online ini lebih difokuskan pada
Tamyiz 1, yaitu pintar terjemah Al-Quran.
Pada Tamyiz 1,
pelajaran diawali dengan pengajar menyampaikan sejarah terciptanya tamyiz, motivasi
bahwasanya belajar Al-Quran itu mudah, serta tentang kata dalam Al-Quran.
Setelah itu tersampaikan, barulah setiap hari (kecuali Sabtu dan Ahad) pengajar
memposting satu materi. Tamyiz 1 ini, peserta mempelajari tentang huruf,
isim, dan fi’il yang mana juga tercantum pada “Buku Pegangan Tamyiz Online”.
Terkait dengan
urutan materi yang diajarkan (dimulai dengan huruf, kemudian isim lalu fi’il)
berbeda dengan pelajaran bahasa Arab umumnya yang mendahulukan belajar isim,
alasannya untuk memudahkan, seperti yang diungkapkan oleh ustadzah Lela selaku
ustadzah di kelas angkatan 5: “Diurut dari yang paling mudah, huruf dihafal,
isim diketahui dengan ciri-ciri dan tashrifnya, fi’il ciri-ciri tashrif dan
dhomirnya plus fi’il ini masih dibagi lagi menjadi mudhori’, madhi, dan
amr”.
Ustadzah Citra juga
berkomentar:
Kalau saya menangkap dengan perbandingan
pelajaran bahasa Arab umum, pendekatan urutan belajar di tamyiz ini untuk
memudahkan. Kalau belajar bahasa Arab, yang diajarkan terlebih dahulu umumnya
adalah isim. Itu banyak sekali aturannya dan kaidahnya. Nah, di tamyiz,
sebagian isim itu dipindah menjadi huruf. Sehingga, sisa isim yang ada bisa
dicirikan dalam 8 ciri isim yang ada di tamyiz. Ini menurut saya adalah metode
yang disusun dengan sangat cerdas. Orang tidak perlu berbulan-bulan belajar
isim.
Metode tamyiz menjadi mudah, selain urutannya
seperti yang diungkapkan oleh pengajar, juga karena peserta menghafalkan materi
dengan lagu, dengan demikian peserta tidak merasa terbebani dan akan mudah
mengingat materi-materi tersebut. Hal ini juga dirasakan oleh Listiyani, salah
satu peserta tamyiz online. Menurutnya, “belajar tamyiz lebih mudah dari
pada belajar bahasa Arab umumnya, karena menggunakan lagu dan runtut”.
Adapun penyampaian materi dalam pembelajaran online
adalah dengan menyampaikan materi berupa gambar yang kemudian disusul
audio/suara bagaimana menyanyikan lagu dari gambar tersebut.
|
Materi Tamyiz Online Huruf Bijari |
Gambar tersebut adalah salah satu kelompok
huruf yang harus dipelajari peserta (ada 26 kelompok huruf yang harus
dihafalkan). Nomor 1 paling atas adalah nomor kelompok huruf yang bernama bijari.
Tanda lingkaran merah menunjukkan jumlah huruf tersebut di dalam Al-Quran.
Pemostingan gambar disertai dengan pemostingan audio berupa bagaimana cara
menyanyikan huruf tersebut. Sebagai contoh adalah gambar tersebut, cara
menyanyikannya adalah dengan lagu yang berjudul Matahari Dunia.
Gambar dan lagu diposting supaya dipelajari
dan selanjutnya dihafalkan oleh peserta. Jadi, setiap hari peserta harus
bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan. Peserta diminta untuk
menghafalkan sampai hafal, dan ketika mereka sudah berhasil menghafalnya,
mereka harus menyanyikan lagu yang kemudian dikirim kepada pengajar ataupun
pasangan yang sudah ditentukan, jadi yang dikirim kepada pengajar atau pasangan
adalah berupa audio. Setelah menyanyikan lagu, maka peserta harus melaporkan ke
grup diskusi (grup di whatsapp yang dibuat oleh tim tamyiz), dan ini berfungsi
juga sebagai absensi.
|
Kelas Diskusi Tamyiz Online |
Jika waktu melaporkan tugas telah berakhir, maka tugas admin adalah
mendata siapa saja yang sudah mengerjakan, siapa yang terlambat mengerjakan,
siapa yang ijin, dan siapa yang tidak mengerjakan. Peserta yang tidak mengerjakan tugas tanpa
ijin akan terkena iqob (denda), yaitu infaq Rp 10.000,00 ke masjid
terdekat atau istighfar 100 kali.
Peserta pada pembelajaran tamyiz online tidak
hanya diberi materi, materi, dan materi. Namun di sela-sela pemberian materi itu,
ada hari di mana peserta diminta untuk latihan mengerjakan soal, latihan ini
adalah untuk evaluasi peserta dan pengajar sampai sejauh mana kemampuan
peserta. Adapun proses
pemberian latihan yaitu pengajar mem-posting beberapa ayat
Al-Quran yang kemudian diikuti oleh pemberian instruksi bagaimana cara
mengerjakannya.
Sistem latihan mengerjakan soal untuk
menterjemahkan Al-Quran sama dengan sistem ketika menghafalkan lagu. Waktu yang
diberikan adalah 24 jam dari pemberian tugas. Bedanya adalah, kalau menghafal
lagu, media yang disetorkan ke pasangan adalah media audio, sedangan pada tugas
latihan menterjemahkan, media yang disetorkan tidak hanya media audio, tetapi
juga media gambar. Jadi, ketika mengerjakan tugas dan menemukan huruf, maka
peserta harus menandai huruf tersebut dan menyebutkan nomor dan nama huruf serta
artinya dan dilanjutkan menyanyikan lagu untuk huruf tersebut. Kemudian, hasil
pekerjaannya difoto dan disetorkan ke pasangannya.
Kunci jawaban dari soal diposting esok
harinya beserta materi yang baru yang juga berarti
tugas baru. Ketika pemberian tugas baru tersebut, pengajar juga memberi
instruksi bahwa peserta yang melaporkan tugas baru supaya mencantumkan hasil
benar pekerjaan pasangan atau dirinya sendiri (sesuai dengan instruksi) untuk
tugas sebelumnya.
Laporan jumlah benar dari hasil pekerjaan peserta digunakan sebagai
bahan evaluasi peserta dan pengajar tentang sejauh mana kemampuan para peserta
setelah menerima pelajaran, dan jumlah benar tersebut tidak berpengaruh pada
nilai di rapor.
Cara
mempelajari isim hampir sama dengan mempelajari huruf, yaitu dengan menggunakan lagu.
Mempelajari isim hanya membutuhkan waktu yang sebentar, tidak ada setengah jam.
Karena peserta hanya menghafalkan satu macam lagu yaitu lagu untuk menghafalkan
ciri-ciri isim.
Pada materi fi’il, metode lagu juga
diterapkan, misalnya lagu untuk meghafal ciri-ciri fi’il itu sendiri serta lagu
untuk tashrif fi’ilnya. Pada Tamyiz 1 ini, tasrif yang dipelajari adalah
tashrif lughowi, untuk tashrif istilahi dipelajari pada Tamyiz 2.
Tugas yang diberikan ketika peserta telah
mempelajari ketiga macam kata tersebut adalah peserta harus memenggal setiap
kata pada ayat Al-Quran yang diberikan, dan memberi nama pada setiap kata
tersebut, apakah itu huruf, isim, atau fi’il. Apabila kata tergolong huruf,
maka peserta harus melingakarinya, menuliskan nomor dan nama hurufnya, serta
artinya. Jika peserta menemukan isim, peserta harus memberi garis di atas kata
tersebut dan menyebutkan ciri-ciri isim yang ada pada kata tersebut. Untuk
fi’il, peserta memberi garis di bawah kata yang dianggap fi’il, menuliskan nama
fi’il, ciri-ciri, dhomir, serta mentashrif dengan tashrif lughowi.
Karena pada tahap ini yang diketahui artinya adalah huruf, maka kata yang
diberi artinya huruf. Ini berarti peserta hafal arti dari semua huruf.
Berbeda lagi ketika sudah mempelajari Mujarrod
(kata dasar) yang berguna untuk mencari arti kata di kamus. Ini adalah
materi terakhir pada Tamyiz 1 yang berarti semua materi telah tersampaikan.
Adapun tugas akhir adalah peserta diminta menterjemahkan ayat Al-Quran surat
al-Baqarah yang ada pada buku Tamyiz: Anak Kecil saja Bisa yang Pernah Kecil
Pasti Bisa.
Ketentuan dari tugas akhir tersebut adalah
hampir sama dengan ketika mengerjakan tugas sebelum belajar mujarrod,
yaitu ketika peserta menemukan huruf maka ditandai dengan lingkaran, isim diberi
tanda garis satu di atasnya, fi’il mudhori’ diberi tanda garis satu di
bawahnya, fi’il madhi diberi garis bawah dua, dan fi’il amr diberi garis bawah
tiga. Bedanya, untuk huruf hanya ditulis nomor hurufnya saja (nama dan artinya
tidak ditulis). Untuk isim ditulis kata dasar dan artinya yang bisa dilihat di
kamus. Sedangkan untuk fi’il ditulis kata dasar, dhomir, serta artinya yang
juga bisa dilihat di kamus.
Pada buku Tamyiz tersebut, ada beberapa kata
dalam ayat Al-Quran yang diberi garis bawah satu. Itu berarti kata yang boleh
dilihat di kamus dan harus dihafalkan, agar ketika peserta nanti menemukannya
lagi dalam ayat lainnya, mereka tidak usah mencarinya di kamus.
Sebagai bahan evaluasi, setiap bulan ada laporan seperti rapor yang di-posting oleh
admin. Pembelajaran tamyiz online
menuntut
agar peserta mengikuti instruksi yang diberikan pengajar. Jadi, nilai peserta
tergantung dari mereka untuk selalu mengikuti instruksi atau tidak. Instruksi yang
diberikan adalah peserta harus mengerjakan tugas setiap hari, maka mereka yang
istiqomah akan mendapatkan nilai yang baik meskipun pekerjaannya tidak benar
semua.
Jadi, tim tamyiz online menetapkan
nilai sesuai dengan istiqomah tidaknya para peserta dalam mematuhi instruksi
yang diberikan atau dalam pengerjaan tugas yang diberikan. Adapun pedoman penilaian
adalah sebagai berikut:
Nilai
|
Ketentuan
|
100
|
1.
Lapor ontime
2.
Lapor
terlambat, tetapi SOS belum tenggat
|
90
|
Lapor terlambat tanpa SOS pada hari yang sama
|
70
|
Lapor terlambat >1 hari sesudahnya, tanpa kabar
|
0
|
Tugas tidak terpenuhi s.d. masa 2 pekan berikutnya
|
Tabel 4.2 Ketentuan Penilaian Tamyiz Online
Melalui tulisan ini saya mengucapkan terima kasih (syukran katsir) kepada semua penyelenggara Tamyiz, khususnya tamyiz online yang telah memberikan kesempatan untuk saya dan teman-teman dalam mempelajari bahasa Arab. Terima kasih juga atas segala bimbingan kalian. Semoga usaha ini mendapatkan ridho Allah sehingga melahirkan generasi qurani . Amiiinnn
|
Logo Tamyiz Online |
Abaza, Tamyiz: Anak Kecil saja Bisa yang Pernah Kecil Pasti
Bisa, (Jakarta: Tamyiz Publishing, 2011), ii.