Bedah Buku Islam Tuhan Islam Manusia |
Islam adalah agama kedamaian. Ajarannya memerintahkan umat untuk
selalu menebar kasih sayang di manapun dan kepada siapa pun baik manusia
ataupun alam raya ini. Dalam kitab al-Quran, kita menemukan bahwa Islam
melarang umat membuat kerusakan di muka bumi ini. Namun masalah yang kita lihat
saat ini adalah tercerai berainya para muslim, bukan hanya dengan non muslim,
tetapi juga dengan muslim itu sendiri. Hanya karena berbeda pemikiran bisa
menimbulkan perpecahan, ironis bukan?
Keadaan umat Islam yang menyesakkan itulah yang kemudian
menggerakkan Dr. Haidar Baqir untuk menulis buku yang kemudian diberi judul
Islam Tuhan Islam Manusia. Dalam acara bedah buku tersebut, Beliau berujar,
“Semua sepakat bahwa Islam adalah agama dari Allah. Pertanyannya, apakah Islam
yang sudah sampai kepada manusia masih sama seperti Islam yang diturunkan Allah?” Pertanyaan itu
kemudian dijawab oleh penulis sendiri. bahwasanya Islam yang sampai pada manusia tidaklah sama dengan Islam yang
diturunkan Allah, karena ketika Islam sampai manusia, pastilah Islam itu sudah
ditafsirkan oleh manusia sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman manusianya.
Sebagai contoh adalah suatu saat ada seorang suami yang bersumpah
tidak akan menggauli istrinya selama satu xxxx (Ini bukan sensor, namun saya
ragu menuliskannya karena kurang fokusnya perhatian saya :D). Lalu dia pun
mendatangi empat khalifah secara berganti dan menanyakan seberapa lamanya satu xxxx
tersebut. Abu Bakar menjawab bahwa satu xxxx adalah seumur hidup, Umar bin
Khattab menjawab 40 tahun, Usman satu tahun, dan Ali menjawab hanya satu hari.
Mereka semua menjawab hal tersebut tidak sembarangan, melainkan berdasarkan
dalil naqli (sayangnya, karena keterbatasan waktu, beliau tidak menunjukkan surat dan ayat
berapa yang mereka pakai untuk menetapkan hukum tersebut).
Jadi menurut penulis, Islam yang sampai manusia adalah Islam hanya
secuil-cuil di mana kebenarannya adalah relatif. Lantas bagaimana agar kita
mengetahui Islam yang utuh atau Islam Tuhan? Yaitu dengan mengambil
cuilan-cuilan itu dari banyak orang. Rasulullah bersabda, “Ambillah hikmah
walau itu keluar dari lisan munafiq”. Jika ini yang kita lakukan, tentu kita
tidak akan langsung mengkafirkan orang-orang yang mungkin tidak sependapat
dengan kita.
Baca juga : Review Bulan Terbelah di Langit Eropa
Ada mutiara kata dari Ali Syariati yang mungkin bisa kita
renungkan, “Lebih baik menyibukkan diri dengan amal yang memasukkan ke surga
dari pada menandai siapa saja yang layak masuk neraka”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar