Menjadi seorang
pebisnis super adalah mimpi bagi mayoritas manusia. Tidak sedikit orang-orang
ingin sukses dalam berbagai bisnis. Apalagi sekarang banyak digelar
seminar-seminar berbau entrepreneurship, seminar yang memotivasi kita untuk
terus semangat dalam menjalankan bisnis dan usaha serta dilarang untuk cepat
putus asa ketika menemui kerikil kegagalan.
Mendengarkan pembicara
yang asyik berkoar-koar menyemangati para pendengarnya, pastinya kita
membayangkan kok enak dan bahagia sekali menjadi seorang pebisnis yang sukses. Dan
ternyata enak dan bahagia tersebut akan tercapai jika sudah waktunya. Untuk
mencapai gelar pebisnis yang sukses tidaklah semudah mereka mengeluarkan banyak
kata mutiara, namun kata mutiara tersebut akan benar-benar dapat tercapai
manakala kita mau berusaha sungguh-sungguh dan yakin bahwa usaha yang kita
lakukan adalah usaha yang terbaik dan akan membuahkan hasil memuaskan, yaitu
hasil yang tidak meghianati setiap prosesnya.
Zaman sekarang, telah
ada berbagai macam bisnis yang bermunculan, salah satunya adalah bisnis menjual
pulsa. Jika dilihat, menjual pulsa ini memang menjanjikan. Seluas mata
memandang, mustahil kita temui orang yang tidak menatap layar handphone.
Apalagi di lingkungan kampus, smartphone/HP seakan-akan tidak boleh
pisah dengan pemiliknya walau hanya beberapa menit. Inilah mengapa banyak orang
atau mahasiswa berbisnis menjual pulsa, termasuk aku.
Bukan hidup jika tidak
ada masalah yang menghampiri, begitu juga dengan bisnis, tak terkecuali bisnis
yang aku tekuni ini. Memang masalahnya tidak terlalu mempersulit, tapi kalau
ketemu yang beginian pasti membuat hati begitu mangkel. Begininya itu apa
saja?? Langsung saja ya . . . . .
Pertama, pembeli yang membayarnya lama sekali, alias
ngutangnya kelamaan. Aku yakin situasi ini bukan aku saja yang mengalami.
Setelah aku wawancara kepada teman-teman seperjuangan, ternyata semua juga
merasa jengkel dengan pembeli yang modelnya beginian. Bagaimana tidak?? Ketika
penjual saldo meminta uang setoran, lantas uang yang ada (dari penjualan pulsa)
tak sebanyak yang semestinya, terpaksa mencari beberapa rupiah lagi untuk
melunasinya, kan?? Dari sinilah kadang saya merasa dirugikan (meski untung,
untungnya tak bisa dirasakan 100%).
Kedua, pembeli yang tidak mau membayar pulsa yang
dihutangnya, entah itu karena mereka benar-benar lupa atau pura-pura lupa. Pernah
suatu ketika aku berniat untuk menagih hutang seseorang dengan pura-pura
bertanya, pertanyaan yang mengingatkan. Namun, ketika jawaban yang keluar “aku
nggak punya hutang” gitu sungguh rasanya pengen muter CCTV yang isinya
percakapan ku dengan dia saat transaksi utang piutang atau pengen ngutak atik
HP supaya bisa memunculkan kronologi chat (pas ngutang pulsa) yang sudah
terlanjur dibuang. Andai itu bisa kulakukan.
“Mestinya ada catatan
hutang kan?” Mungkin itu pertanyaan yang terbesit oleh sebagian yang membaca
ini. Ya benar, memang sudah dicatat, namun kalau yang bersangkutan adalah orang
yang sangat dekat, sumpah sungkan banget mau mengelak jawabannya.
Jadinya ya bukan merasa dirugikan lagi kasusnya, namun benar-benar rugi.
Kalo sudah begini,
lagi-lagi aku teringat dengan sebuah ayat dalam al-Quran yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah
ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu).
jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang
seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih
adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah
itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika
kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS al-Baqarah 282-283).
Coba kalau aturan tersebut dipraktikkan, pasti tidak ada yang dirugikan
kan???? Hehehehehe
Dari aku cukup itu saja. Untuk selebihnya, ketiga, keempat, dan
seterusnya, silahkan kalian yang mungkin punya pengalaman berbeda (dalam bisnis
menjual pulsa) yang menuliskannya. Oh ya, jikalau ada yang mau ngasih tips-tips
agar bisnis menjual pulsa bisa lancar, dengan senang hati aku menerimanya.
Wkwkwkwk
Saya punya temen sekelas, cewe, sama kayak kamu gitu jualan pulsa. Temen-temen saya yang lain suka ngutang dan bayarnya lama, jadinya dia ga jualan pulsa lagi. Mungkin ga balik modal apa gimana. Kasian.
BalasHapusDan kejadian-kejadian pertama-kedua emang true banget sih. :)
Iyaaa menyebalkan sekali memang kalo bertemu konsumen yang begono :D
Hapus