28 Januari
2015, kurang lebih satu tahun yang lalu, aku bersama keempat temanku (Hima, Imro’, Hamida, dan Ina) telah berhasil
menginjakkan kaki di Museum Angkut Batu setelah beberapa hari memikirkan dan
sangat berharap bisa narsis di sini. Museum angkut adalah salah satu kunjungan
wisata di kota Batu Malang tepatnya di Jl. Terusan Sultan Agung No. 2 Kota
Wisata Batu – Jawa Timur. Jam buka tempat wisata ini di siang hari pukul 12.00
hingga 20.00 WIB.
|
Menginjakkan kaki di Museum Angkut |
Kami
berangkat dari Tulungagung pada Selasa, 27 Januari 2015 pukul 08.30 dan diantar
oleh masinis. Stasiun demi stasiun telah mengizinkan kereta kami beristirahat
sejenak, hingga akhirnya kami sampai di stasiun Malang pada pukul 12.30 WIB.
Sebelum menuju rumah penginapan (yang akan aku tulis setelah post ini) dan
sambil menunggu munculnya awak angkutan, kami bernarsis dulu di dekat Singo
Edannya Arema.
|
Singo Edan Arema |
Setelah
menemukan angkutan yang bisa mengantakan kami ke rumah penginapan, kami pun
segera memasukinya – setelah tawar menawar mengenai ongkos. Kurang lebih 2 jam
kami pun bisa beristirahat di rumah Budhenya Hamida. Di sinilah kami mulai
galau memikirkan bagaimana bisa menuju Museum Angkut, melihat jadwal angkutan
dan jam buka Museum Angkut sepertinya tidak kompak. Dari pemikiran beberapa
kepala, akhirnya kami sepakat untuk berangkat pada pagi hari pukul 09.00 tetap
dengan jasa angkutan.
Dari rumah
Budhe Mut, kami harus berganti satu kali angkutan untuk sampai ke tempat narsis
paling asyik itu. Setelah naik dua angkutan, kamipun sampai di bumi Museum
Angkut pukul 11.00 WIB, masih terlalu pagi bukan? Ini mungkin saking
ke-semangaten. :D Menunggu terbukanya loket Museum Angkut, kami pun
menghabiskan waktu untuk bernarsis ria di halaman Museum Angkut serta di Pasar
Apung yang juga masih enggan didatangi pengunjung.
|
Pasar Apung Nusantara |
Setelah
pintu loket dibuka, masing-masing dari kami mengeluarkan selembar uang 50 ribu
dan segera membeli lima lembar tiket masuk untuk lima kepala. Tiket-tiket itu
kami bentuk sehingga menjadi gelang di tangan kami, dan resmilah kami menjadi
pegunjung Museum Angkut yang siap menjelajahi di setiap sudutnya.
|
Gelang masuk Museum Angkut |
Ketika
masuk pintu, kami disambut oleh robot yang berukuran cukup besar. Ruangan
pertama ini berisi berbagai kendaraan bersejarah, mulai dari sepeda, motor, dokar, dan
mobil-mobil yang cukup unik.
Merasa puas dengan lantai pertama ini, kami pun memasuki lantai ke dua. Pada bagian ini yang tampak lebih dulu adalah suasana di Yogyakarta, beberapa becak dibuat menggantung.
Di bagian ini juga terdapat beberapa kapal laut yang disertai dengan deskripsinya yang dapat menambah wawasan bagi mereka yang membacanya, dalam artian mereka yang tidak haanya narsis seperti kami. Oh, iya! Untuk kendaraan di lantai pertama tadi juga dibubuhi deskripsi maupun sejarahnya lho. Jadi kalau teman-teman ingin mengetahui tentang sejarah berbagai kendaraan jangan sungkan-sungkan membacanya ya hehehe.
Keluar dari ruangan ini kami langsung memasuki area yang menurutku menggambarkan tentang profesi di desa atau di sekitar pantai. Di sini kami bisa bergaya bersama para nelayan yang semangat menangkap ikan serta bisa bergaya layaknya penjual, like this:
Asyik bukan???
Nah setelah lelah dengan petualangan semu keliling dunia, kami pun memutuskan untuk segera kembali ke tempat penginapan. Namun, ini tidaklah mudah, karena sore hari tidak ada angkutan untuk menuju angkutan. Akhirnya kami harus kuat berjalan beberapa kilometer untuk sampai di Alun-Alun Batu. dan inilah petualangan kami yang sesungguhnya.
Dengan kaki yang melangkah lebih dari biasanya, akhirnya kami tiba di Alun-Alun Batu dengan sangat lelah.
Meski demikian, kami begitu riang dengan pembolangan kali ini. Kutunggu mbolang berikutnya ya teman-teman .
Udah nggak diragukan lagi ya. Museum Angkut bener-bener amazing.
BalasHapusSuatu saat harus ke sana nih
Iyaaaa segera rasakan sensasinya keliling dunia dalam satu waktu hehe
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPadahal jarak dari rumah cuman 1 1/2 jam. Tapi belum pernah kesana
BalasHapusBuruan ke sana mbak,,, hehehe
Hapus