Sebelum pelaksanaan PPL - Diajak
Zuhria ke Kopi Paste menjadikanku berhutang waktu padanya. Kami sepakat,
setelah aku diajak ke tempat tongkrongan yang menyediakan buku-buku itu, aku
juga harus mau menemani dirinya ke Kedai Nona Manis. Sebagai teman yang baik,
aku harus menepati janji itu dan akhirnya jadilah kami berempat (aku, Zuhria,
Hima, dan Saptria) bersantai ria di kedai tersebut.
Sesampai di
sana, setelah memesan beberapa makanan dan minuman pengganjal perut, seperti
biasanya kami bernarsis ria untuk mengabadikan moment-moment di tempat yang
cukup asyik bersama teman-teman seperjuangan.
Kuliner Nona Manis Tulungagung |
Narsis di Kedai Nona Manis Tulungagung |
Dari
foto-foto tersebut, dapat dilihat betapa senang dan bahagianya kami bisa ngopi
sejenak setelah menjalankan KKN di pedesaan dan sebelum memikirkan tugas negara
di sekolah-sekolah untuk menerapkan ilmu kami di hadapan para peserta didik.
Biarkan ini menjadi waktu kami untuk refreshing dan menghilangkan penat
karena memikirkan kewajiban kami sebagai mahasiswa.
Memang, tak
ada yang abadi di dunia fana ini, semuanya akan berjalan layaknya roda
berputar. Kesenanganku tersebut lenyap seketika ketika kami keluar dari kedai
kudapati INK merah marunku tidak berada di tempat di mana aku meletakkannya
tadi. Ya, helm ku satu-satunya telah raib dibawa oleh orang bertangan panjang yang
tamak akan kehidupan dunia yang hanya sementara ini.
Susah,
kecewa, marah menjadi satu dalam perasaan ini. dan aku tak bisa terus-terusan
seperti ini, mungkin ini cara Tuhan menegurku agar dalam keadaan senang aku
juga harus ingat pada-Nya. Itulah caraku menghilangkan rasa jengkelku pada
perbuatan keji tersebut. Aku percaya bahwasanya CCTV Allah tak pernah mati
walau hanya sekedipan mata saja. Dan selalu yakin bahwasanya perbuatan buruk
sekecil apapun pasti akan ada balasannya dan begitupun sebaliknya.
Doaku,
semoga para pencuri di bumi pertiwi ini diberi hidayah oleh Allah sehingga segera menyadari kekhilafannya.
Amiiiinnn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar