Rabu, 03 Mei 2017

Menulis Mudah dengan Metode Free Writing



Menulis adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh mereka yang berkiprah dalam bidang pendidikan, mahasiswa misalnya. Bagi mereka, menulis adalah kegiatan yang wajib mereka lakukan karena ini adalah salah satu faktor penentu kelulusan mereka dalam menempuh suatu jenjang pendidikan. Dapat diketahui, setiap dosen selalu memberikan tugas menulis makalah pada setiap mata kuliah. Itu belum seberapa jika dibanding dengan penulisan skripsi atau thesis. Kadang, tugas tersebut dirasa berat, namun seberat apapun tugas tersebut, apa pun caranya pasti dapat terselesaikan, walau kadang hasilnya juga tak bisa dikatakan maksimal.
Apakah menulis itu sulit?
Banyak orang akan menjawab pertanyaan tersebut dengan kata “iya”. Termasuk kami selaku mahasiswa. Ini lah mengapa makalah-makalah yang ditulis oleh mahasiswa cukup sulit untuk dipahami. Jangankan bagi pembaca, yang menuliskannya pun kadang juga tidak memahami apa yang ditulisnya. Ini terjadi karena kurangnya membaca sehingga menjadikan pahamnya setengah-setengah bahkan tidak sama sekali.
Ketika ditanya kenapa tulisan-tulisan kalian sangat jauh dari kata “bermutu”? Ada banyak jawaban, diantaranya karena bingung, sibuk, kurangnya waktu, kurangnya referensi, serta kurang memahami apa yang akan dan sedang ditulis. Jawaban-jawaban ini lah yang oleh bapak Dr. Ngainun Naim dinamakan menulis dengan otak kiri.
Penyebab tulisan menjadi tidak bermutu atau menulis dengan otak kiri adalah pertama, karena makalah yang harus diselesaikan tidak sedikit. Banyaknya makalah menjadikan menulis hanya untuk memenuhi kewajiban, yang penting selesai. Kedua, kebingungan. Ini dikarenakan penulis tidak tahu dan tidak menguasai apa yang harus ditulis. Ketiga, penjahit. Kurangnya pemahaman tentang materi yang ditulis membuat penulis hanya mengambil beberapa tulisan di banyak buku yang kemudian hanya sekedar disambung-sambungkan. Keempat, kopi paste, ini lah kebiasaan yang harus dihentikan. Penulis menggunakan cara ini karena tidak mau repot mencari referensi, cukup lihat internet, dicari yang ia minati, diambil dan diakui sebagai tulisannya.
Itulah hal-hal yang dibahas di akhir perkuliahan oleh bapak dosen Dr. Ngainun Naim pada semester awal ini. Mengetahui permasalahan mahasiswanya dalam menulis, dosen penggiat literasi ini kemudian memberikan trik bagaimana menghasilkan tulisan yang baik dan mudah dipahami, meskipun ilmiah sekalipun. Beliau menyebut cara itu dengan sebutan free writing.
Free writing menurut beliau adalah metode menulis menggunakan otak kanan. Adapun caranya adalah:

  • Hilangkan semua jenis ketakutan, takut salah, takut dibaca teman, dan takut-takut yang lain harus dibuang jauh-jauh. Karena ketakutan tersebut akan menghambat kita menulis.
  • Menulis dengan cepat mengeluarkan seluruh isi pikiran tanpa dibaca dan mengabaikan benar salah. Karena ketika kita menulis sedikit sedikit dan langsung dibaca, dapat dipastikan ide-ide yang akan ditulis hilang dikarenakan pikiran lebih memprioritaskan tulisan yang sedikit tersebut. Masalah benar atau salah adalah pada proses edit, dilaksanakan setelah semua yang dipikirkan telah tertulis.
  •  Mengabaikan semua jenis referensi, buku-buku yang telah disiapkan dilihat dan ditulis nanti setelah semua ide yang dipikirkan termuat dalam tulisan.
  • Menulis bebas sampai di kepala tidak ada lagi yang ditulis.
  • Menggunakan bahasa orang pertama, aku atau saya.

Trik-trik tersebut tidak hanya untuk penulisan makalah, dan tidak hanya untuk mahasiswa. Siapapun yang mau menulis, apakah itu artikel atau apapun bisa mempraktikkan cara tersebut. Selamat mencoba dan semoga bisa melahirkan tulisan-tulisan yang baik dan bermutu. :)


 
Foto bersama Dr. Ngainun Naim

Like Me :)

Menulis Mudah dengan Metode Free Writing



Menulis adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh mereka yang berkiprah dalam bidang pendidikan, mahasiswa misalnya. Bagi mereka, menulis adalah kegiatan yang wajib mereka lakukan karena ini adalah salah satu faktor penentu kelulusan mereka dalam menempuh suatu jenjang pendidikan. Dapat diketahui, setiap dosen selalu memberikan tugas menulis makalah pada setiap mata kuliah. Itu belum seberapa jika dibanding dengan penulisan skripsi atau thesis. Kadang, tugas tersebut dirasa berat, namun seberat apapun tugas tersebut, apa pun caranya pasti dapat terselesaikan, walau kadang hasilnya juga tak bisa dikatakan maksimal.
Apakah menulis itu sulit?
Banyak orang akan menjawab pertanyaan tersebut dengan kata “iya”. Termasuk kami selaku mahasiswa. Ini lah mengapa makalah-makalah yang ditulis oleh mahasiswa cukup sulit untuk dipahami. Jangankan bagi pembaca, yang menuliskannya pun kadang juga tidak memahami apa yang ditulisnya. Ini terjadi karena kurangnya membaca sehingga menjadikan pahamnya setengah-setengah bahkan tidak sama sekali.
Ketika ditanya kenapa tulisan-tulisan kalian sangat jauh dari kata “bermutu”? Ada banyak jawaban, diantaranya karena bingung, sibuk, kurangnya waktu, kurangnya referensi, serta kurang memahami apa yang akan dan sedang ditulis. Jawaban-jawaban ini lah yang oleh bapak Dr. Ngainun Naim dinamakan menulis dengan otak kiri.
Penyebab tulisan menjadi tidak bermutu atau menulis dengan otak kiri adalah pertama, karena makalah yang harus diselesaikan tidak sedikit. Banyaknya makalah menjadikan menulis hanya untuk memenuhi kewajiban, yang penting selesai. Kedua, kebingungan. Ini dikarenakan penulis tidak tahu dan tidak menguasai apa yang harus ditulis. Ketiga, penjahit. Kurangnya pemahaman tentang materi yang ditulis membuat penulis hanya mengambil beberapa tulisan di banyak buku yang kemudian hanya sekedar disambung-sambungkan. Keempat, kopi paste, ini lah kebiasaan yang harus dihentikan. Penulis menggunakan cara ini karena tidak mau repot mencari referensi, cukup lihat internet, dicari yang ia minati, diambil dan diakui sebagai tulisannya.
Itulah hal-hal yang dibahas di akhir perkuliahan oleh bapak dosen Dr. Ngainun Naim pada semester awal ini. Mengetahui permasalahan mahasiswanya dalam menulis, dosen penggiat literasi ini kemudian memberikan trik bagaimana menghasilkan tulisan yang baik dan mudah dipahami, meskipun ilmiah sekalipun. Beliau menyebut cara itu dengan sebutan free writing.
Free writing menurut beliau adalah metode menulis menggunakan otak kanan. Adapun caranya adalah:

  • Hilangkan semua jenis ketakutan, takut salah, takut dibaca teman, dan takut-takut yang lain harus dibuang jauh-jauh. Karena ketakutan tersebut akan menghambat kita menulis.
  • Menulis dengan cepat mengeluarkan seluruh isi pikiran tanpa dibaca dan mengabaikan benar salah. Karena ketika kita menulis sedikit sedikit dan langsung dibaca, dapat dipastikan ide-ide yang akan ditulis hilang dikarenakan pikiran lebih memprioritaskan tulisan yang sedikit tersebut. Masalah benar atau salah adalah pada proses edit, dilaksanakan setelah semua yang dipikirkan telah tertulis.
  •  Mengabaikan semua jenis referensi, buku-buku yang telah disiapkan dilihat dan ditulis nanti setelah semua ide yang dipikirkan termuat dalam tulisan.
  • Menulis bebas sampai di kepala tidak ada lagi yang ditulis.
  • Menggunakan bahasa orang pertama, aku atau saya.

Trik-trik tersebut tidak hanya untuk penulisan makalah, dan tidak hanya untuk mahasiswa. Siapapun yang mau menulis, apakah itu artikel atau apapun bisa mempraktikkan cara tersebut. Selamat mencoba dan semoga bisa melahirkan tulisan-tulisan yang baik dan bermutu. :)


 
Foto bersama Dr. Ngainun Naim
Blog Design by W-Blog