Senin, 10 Desember 2018

Konvensi Pendidikan Indonesia VI di Kediri

Assalamualaikum gaaeesss..
Duuuhh lama banget ya aku gak coret-coret ke sini, tuh terakhir Agustus. Ke mana saja memang?
Ke mana aja lah, ke tesis, ke les-les an, ke jualan online, dan yang paling sering adalah ke na serangan malas!!! Hehehehe

Syukurlah gak sampe setahun aku ngelupain nih warung :D.
Lha iya, tumben... Apa sih gerangan yang membuatmu menengok ke sini?
Banyak lah, salah satunya karena dikecewain. Percaya tidak percaya, salah satu hal yang bisa mengobati kekecewaan itu dengan coret-coret. Coba saja kalau mau !!

Eiittsss gak itu saja kok.. Aku bangkit menulis lagi karena dapat pengumuman kalau akan diselenggarakan Konvensi Pendidikan ke VII. Nah, materi yang ke VI saja belum ditulis rapi kok sudah mau VII saja. Hehe. Dari sini merambat deh, jadi keinget acara-acara yang lainnya yang materinya harus disimpan karena mereka bersumber dari orang-orang hebat. Kan sayang kalau dibuang begitu saja. 

Kembali ke judul ya...
Acara Konveksi Pendidikan Indonesia ke VI yang dilaksanakan di The Naff a Creative & Fun School Kediri pada hari Ahad, 1 Juli 2018 ini mengambil tema "Ikhtiar Menumbuhkan Pendidikan yang Mencerahkan". Menghadirkan orang-orang yang profesional di bidang pendidikan yaitu Kentar Budhojo (Founder Sekolah Garasi), Nafik Palil (Founder The Naff, A Creative and Fun School), Najmah Katsir (Kepala MTsNU Pakis Kab. Malang), Sri Saktiani (Founder MI Modern SAKTI Permatahati IBU Tulungagung), dan Lukman Hakim (Founder Sekolah Dolan Malang).


Konveksi Pendidikan Indonesia VI di Kediri
Acara ini berlangsung dari pagi sampai malam dan berlangsung cukup seru. Hal paling seru yang mungkin akan dikenang adalah ketika kami para peserta dianggap seperti anak yang sekolah di PAUD :D. Lhoh bukankah pesertanya itu para pendidik ya? Gimana ceritanya jadi anak usia dini? Banyak banget ceritanya. Namun yang paling aku ingat adalah moment sarapan. Menu sarapannya adalah ketela rebus, kacang rebus, dan beberapa macam gorengan yang diletakkan di nampan bundar. Kami para peserta diminta membentuk lingkaran setiap kelompok mengelilingi sarapan tersebut. Saat cacing-cacing perut mulai konser, ingin sekali cepat-cepat menyomot tahu isi. Namun apalah daya, kami adalah peserta didik yang harus patuh terhadap aturan yang telah dibuat.

Aturannya, sebelum makan harus cuci tangan secara bergantian dengan sistem keliling. Dan cuci tangannya juga tidak boleh sembarangan, yang penting kena air langsung dianggap bersih. Oh NO!! Cuci tangan diawali dengan membasahi telapak tangan, minta sabun cair pada teman sebelah kanannya, dibilas oleh teman yang membawa sabun, dan mengeringkan dengan minta lap pada teman sebelah kirinya. Bisa membayangkan? Untuk 10 orang kira-kira butuh waktu 10 menit hanya untuk cuci tangan baru diizinkan untuk makan. Keren sekali bukan?? Selain keren juga syahdu lho, karena cuci tangan nya diiringi dengan lagu "Tepuk CTPS" hihihi

Dari acara sarapan, kami dapat mengambil pelajaran bahwasanya cara-cara yang seperti ini bagus diterapkan pada peserta didik yang sesungguhnya untuk melatih kesabaran peserta didik yang hidup di zaman serba instan ini. Nah, kalau mau peserta didiknya punya sikap sabar, gurunya harus punya stok sabar yang cukup lhoh ya dalam menghadapi peserta didiknya. :)

Oh iya, selain sarapan, kami juga mendapatkan banyak hal pada acara ini, kami bisa menikmati musik, mendatangi pameran karya, dan tentunya mendapatkan materi yang super W.O.W yang itu semua kami dapatkan secara gratis. Baik banget ya panitia nya? Iya lah, komunitasnya saja namanya OLDWA (Ojo Leren Dadi Wong Apik), tentunya mereka selalu berusaha menebar kebaikan kan ya? Berkah selalu ya Pak/Bu... Amiiiinnn

Lalu, materi apa yang diperoleh dari acara ini? Ya banyak lah..
Pertama, Timeless Oriented Learning yang disampaikan oleh Bapak Kentar Budhojo,
Kedua, Revolusi Sekolah Tanpa PR yang disampaikan oleh Mr. Nafik Palil,
Ketiga, Mengangkat Mutu Pendidikan dari Situasi Terpuruk oleh Ibu Najmah Katsir,
Keempat, Pendidikan dan Entrepreneurship Sejak Dini oleh Ibu Sri Saktiani, dan
Keluar dari Paradog Belenggu Pendidikan oleh Pak Lukman Hakim.

Gimana penjelasan materi-materi tersebut? 
Bersambung ya, nantikan di coretan selanjutnya.
Doakan saja semoga tidak terkena penyakit malas wkwkwk.

Foto Bersama Kelompok saat Acara Konvensi Pendidikan Indonesia VI


4 komentar:

  1. Trims infonya mba. Usul dikit.. fontnya kekecilan kayaknya mba. Yang dah tua kayak saya susah bacanya

    BalasHapus

Like Me :)

Konvensi Pendidikan Indonesia VI di Kediri

Assalamualaikum gaaeesss..
Duuuhh lama banget ya aku gak coret-coret ke sini, tuh terakhir Agustus. Ke mana saja memang?
Ke mana aja lah, ke tesis, ke les-les an, ke jualan online, dan yang paling sering adalah ke na serangan malas!!! Hehehehe

Syukurlah gak sampe setahun aku ngelupain nih warung :D.
Lha iya, tumben... Apa sih gerangan yang membuatmu menengok ke sini?
Banyak lah, salah satunya karena dikecewain. Percaya tidak percaya, salah satu hal yang bisa mengobati kekecewaan itu dengan coret-coret. Coba saja kalau mau !!

Eiittsss gak itu saja kok.. Aku bangkit menulis lagi karena dapat pengumuman kalau akan diselenggarakan Konvensi Pendidikan ke VII. Nah, materi yang ke VI saja belum ditulis rapi kok sudah mau VII saja. Hehe. Dari sini merambat deh, jadi keinget acara-acara yang lainnya yang materinya harus disimpan karena mereka bersumber dari orang-orang hebat. Kan sayang kalau dibuang begitu saja. 

Kembali ke judul ya...
Acara Konveksi Pendidikan Indonesia ke VI yang dilaksanakan di The Naff a Creative & Fun School Kediri pada hari Ahad, 1 Juli 2018 ini mengambil tema "Ikhtiar Menumbuhkan Pendidikan yang Mencerahkan". Menghadirkan orang-orang yang profesional di bidang pendidikan yaitu Kentar Budhojo (Founder Sekolah Garasi), Nafik Palil (Founder The Naff, A Creative and Fun School), Najmah Katsir (Kepala MTsNU Pakis Kab. Malang), Sri Saktiani (Founder MI Modern SAKTI Permatahati IBU Tulungagung), dan Lukman Hakim (Founder Sekolah Dolan Malang).


Konveksi Pendidikan Indonesia VI di Kediri
Acara ini berlangsung dari pagi sampai malam dan berlangsung cukup seru. Hal paling seru yang mungkin akan dikenang adalah ketika kami para peserta dianggap seperti anak yang sekolah di PAUD :D. Lhoh bukankah pesertanya itu para pendidik ya? Gimana ceritanya jadi anak usia dini? Banyak banget ceritanya. Namun yang paling aku ingat adalah moment sarapan. Menu sarapannya adalah ketela rebus, kacang rebus, dan beberapa macam gorengan yang diletakkan di nampan bundar. Kami para peserta diminta membentuk lingkaran setiap kelompok mengelilingi sarapan tersebut. Saat cacing-cacing perut mulai konser, ingin sekali cepat-cepat menyomot tahu isi. Namun apalah daya, kami adalah peserta didik yang harus patuh terhadap aturan yang telah dibuat.

Aturannya, sebelum makan harus cuci tangan secara bergantian dengan sistem keliling. Dan cuci tangannya juga tidak boleh sembarangan, yang penting kena air langsung dianggap bersih. Oh NO!! Cuci tangan diawali dengan membasahi telapak tangan, minta sabun cair pada teman sebelah kanannya, dibilas oleh teman yang membawa sabun, dan mengeringkan dengan minta lap pada teman sebelah kirinya. Bisa membayangkan? Untuk 10 orang kira-kira butuh waktu 10 menit hanya untuk cuci tangan baru diizinkan untuk makan. Keren sekali bukan?? Selain keren juga syahdu lho, karena cuci tangan nya diiringi dengan lagu "Tepuk CTPS" hihihi

Dari acara sarapan, kami dapat mengambil pelajaran bahwasanya cara-cara yang seperti ini bagus diterapkan pada peserta didik yang sesungguhnya untuk melatih kesabaran peserta didik yang hidup di zaman serba instan ini. Nah, kalau mau peserta didiknya punya sikap sabar, gurunya harus punya stok sabar yang cukup lhoh ya dalam menghadapi peserta didiknya. :)

Oh iya, selain sarapan, kami juga mendapatkan banyak hal pada acara ini, kami bisa menikmati musik, mendatangi pameran karya, dan tentunya mendapatkan materi yang super W.O.W yang itu semua kami dapatkan secara gratis. Baik banget ya panitia nya? Iya lah, komunitasnya saja namanya OLDWA (Ojo Leren Dadi Wong Apik), tentunya mereka selalu berusaha menebar kebaikan kan ya? Berkah selalu ya Pak/Bu... Amiiiinnn

Lalu, materi apa yang diperoleh dari acara ini? Ya banyak lah..
Pertama, Timeless Oriented Learning yang disampaikan oleh Bapak Kentar Budhojo,
Kedua, Revolusi Sekolah Tanpa PR yang disampaikan oleh Mr. Nafik Palil,
Ketiga, Mengangkat Mutu Pendidikan dari Situasi Terpuruk oleh Ibu Najmah Katsir,
Keempat, Pendidikan dan Entrepreneurship Sejak Dini oleh Ibu Sri Saktiani, dan
Keluar dari Paradog Belenggu Pendidikan oleh Pak Lukman Hakim.

Gimana penjelasan materi-materi tersebut? 
Bersambung ya, nantikan di coretan selanjutnya.
Doakan saja semoga tidak terkena penyakit malas wkwkwk.

Foto Bersama Kelompok saat Acara Konvensi Pendidikan Indonesia VI


4 komentar:

  1. Trims infonya mba. Usul dikit.. fontnya kekecilan kayaknya mba. Yang dah tua kayak saya susah bacanya

    BalasHapus

Blog Design by W-Blog