Senin, 02 Februari 2015

Apa yang Temanku Lakukan?



30 Januari 2015 di Kereta

Tepat pukul 15.00 tadi kereta mengantarkanku meninggalkan bumi arema menuju kota kelahiran, Tulungagung.

Kini aku berada di antara orang-orang yang lagi asyik bermimpi. Dari grup tempat dudukku, hanya aku yang sudah membuka mata. Entah apa yang membuatku terbangun dari tidur pulasku. Yang aku ingat hanyalah aku terperanjat dari tidur seperti telah dikagetkan sesuatu yang tak pernah aku tahu.

Kuliarkan pandanganku dari balik kaca bening kereta. Hamparan hijau terbentang indah menghilangkan rasa kantuk dan membuat mata lebih bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Kulirik sesuatu yang melengkung di lengan kiriku dan kulihat jarum pendek menunjuk angka 5 sedangkan jarum yang lebih panjang darinya menunjuk angka 9. Ini berarti hampir 2 jam aku berada di dalam besi berjalan ini.


Segera aku memastikan sampai di mana kereta ini melaju. Melihat teman di sekelilingku tidur pulas, aku tidak tega membangunkannya. Lalu kuajukan pertanyaan kepada teman yang duduk di seberang tempat dudukku.

“Ini sudah sampai mana?” tanyaku dengan asyik menatap burung-burung berterbangan di atas hamparan padi.

Sepi.

Tidak ada jawaban.

Segera ku tolehkan kepalaku ke tempat temanku duduk. Betapa terkejutnya diriku mendapati temanku yang lagi berdiam diri. Kupandangi dirinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pashmina biru, baju polkadot hitam putih, celana pensil yang lumayan ketat, sandal crock KW 10, dan tanpa balutan kaos kaki.

Aku melihatnya dengan berusaha menahan sesuatu.



Ia duduk tegap dengan memejamkan matanya dan diam seribu bahasa, aku berpikir kalau ia sedang berkonsentrasi terhadap sesuatu yang memang butuh konsentrasi lebih. Entah apa itu, aku tak tahu. Namun yang membuatku heran adalah ketika mendapati tangannya bersedekap layaknya orang yang lagi sholat. Mungkinkah ia?????

Berpikiran seperti itu membuatku tak bisa menahannya. Akhirnya aku pun tertawa terpingkal-pingkal hingga membuat teman di sampingku terbangun.

Setelah mengetahui obyek yang menjadi alasanku tertawa, temanku yang lain menyetujuinya dan ikut-ikutan mengikuti jejakku, tertawa together.

Masalah apa yang sedang ia lakukan dan apa alasannya melakukannya, akan aku tanyakan nanti ketika ia sudah selesai melakukan ritualnya. :D

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Fotonya baru saya uplod,
      Untuk menghilangkan penasaran silahkan ditengok fotonya :)

      Hapus

Like Me :)

Apa yang Temanku Lakukan?



30 Januari 2015 di Kereta

Tepat pukul 15.00 tadi kereta mengantarkanku meninggalkan bumi arema menuju kota kelahiran, Tulungagung.

Kini aku berada di antara orang-orang yang lagi asyik bermimpi. Dari grup tempat dudukku, hanya aku yang sudah membuka mata. Entah apa yang membuatku terbangun dari tidur pulasku. Yang aku ingat hanyalah aku terperanjat dari tidur seperti telah dikagetkan sesuatu yang tak pernah aku tahu.

Kuliarkan pandanganku dari balik kaca bening kereta. Hamparan hijau terbentang indah menghilangkan rasa kantuk dan membuat mata lebih bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Kulirik sesuatu yang melengkung di lengan kiriku dan kulihat jarum pendek menunjuk angka 5 sedangkan jarum yang lebih panjang darinya menunjuk angka 9. Ini berarti hampir 2 jam aku berada di dalam besi berjalan ini.


Segera aku memastikan sampai di mana kereta ini melaju. Melihat teman di sekelilingku tidur pulas, aku tidak tega membangunkannya. Lalu kuajukan pertanyaan kepada teman yang duduk di seberang tempat dudukku.

“Ini sudah sampai mana?” tanyaku dengan asyik menatap burung-burung berterbangan di atas hamparan padi.

Sepi.

Tidak ada jawaban.

Segera ku tolehkan kepalaku ke tempat temanku duduk. Betapa terkejutnya diriku mendapati temanku yang lagi berdiam diri. Kupandangi dirinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pashmina biru, baju polkadot hitam putih, celana pensil yang lumayan ketat, sandal crock KW 10, dan tanpa balutan kaos kaki.

Aku melihatnya dengan berusaha menahan sesuatu.



Ia duduk tegap dengan memejamkan matanya dan diam seribu bahasa, aku berpikir kalau ia sedang berkonsentrasi terhadap sesuatu yang memang butuh konsentrasi lebih. Entah apa itu, aku tak tahu. Namun yang membuatku heran adalah ketika mendapati tangannya bersedekap layaknya orang yang lagi sholat. Mungkinkah ia?????

Berpikiran seperti itu membuatku tak bisa menahannya. Akhirnya aku pun tertawa terpingkal-pingkal hingga membuat teman di sampingku terbangun.

Setelah mengetahui obyek yang menjadi alasanku tertawa, temanku yang lain menyetujuinya dan ikut-ikutan mengikuti jejakku, tertawa together.

Masalah apa yang sedang ia lakukan dan apa alasannya melakukannya, akan aku tanyakan nanti ketika ia sudah selesai melakukan ritualnya. :D

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Fotonya baru saya uplod,
      Untuk menghilangkan penasaran silahkan ditengok fotonya :)

      Hapus

Blog Design by W-Blog