Senin, 08 Februari 2016

Ungkapan Terima Kasih Ku

“Wah, kalau tanggal segitu gue sudah libur dan waktunya pulkam pren”.


Di saat jadwal untuk melanglangbuana ke Malang sudah fixed, temanku yang akan memberi tumpangan gratis malah pulang kampung. Duh, setelah dibuat bingung oleh hari yang baik untuk berlibur ke Malang, kini aku dan keempat temanku malah dibuat bingung oleh tempat penumpangan. Gak lucu juga kan kalau selama di Malang kami tidur di pinggir embongan.
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya muncullah sebuah keputusan untuk setiap orang agar mencari teman yang sedang tinggal di sana dan siap untuk ditumpangi untuk dua malam. Dengan konsekuensinya, kami menginap di tempat yang berbeda alias pencar dan bisa bersama hanya waktu mengunjungi tempat wisata.

Parah memang, namun apa boleh buat. Yang terpenting bagi kami bisa mbolang sampai Malang dan Batu serta bernarsis ria di Museum Angkut Batu yang lagi ngetrend saat ini.
Belum juga kami semua mendapatkan tempat menginap, tiba-tiba ada kabar bahwasannya ada salah satu temanku yang mempunyai saudara di Malang dan untungnya beliau mau memberi tumpangan gratis kepada kami.

Legalah sudah kami berlima, tiket kereta api sudah berada di tangan dan semuanya juga sudah fixed sesuai yang diharapkan. Tinggal mempersiapkan diri untuk menjelajahi kota apel tersebut.

***

Hari yang ditunggu telah tiba, tepat pukul 08.30 lima pasang kaki menginjakkan gerbong kereta api dan langsung mencari nomor tempat duduk seperti yang tertera pada tiket. Beberapa menit kemudian kereta melaju meninggalkan Tulungagung tercinta.

Stasiun demi stasiun telah mengizinkan kereta kami beristirahat sebentar hingga sampailah kami pada stasiun yang dituju, stasiun Kota Baru Malang.

Ternyata benar Tuhan telah mempersiapkan malaikat kecilnya kepada kami di Bumi Arema itu, yakni budhenya salah satu teman kami. Budhe Mut, begitu ia memanggilnya. Meskipun kami adalah orang-orang yang belum beliau kenal sebelumnya, namun beliau tidaklah pilih kasih kepada kami. Beliau memperlakukan kami sama seperti beliau memperlakukan keponakannya sendiri.

Keikhlasannya memberi tumpangan sangat terlihat jelas lewat mimik wajahnya dan sikap serta perilakunya kepada kami. Keramahan selalu beliau tampakkan dari awal bertemu sampai kami berpamitan pulang.  Inilah yang membuat kami betah tinggal di rumahnya.

JJS di sekitar rumah budhe Mut

Tujuan kami di Malang bukan hanya untuk mengunjungi rumah budhe Mut, melainkan untuk holiday di Batu tepatnya di Museum Angkut. Museum angkut adalah tempat wisata yang dibuka siang hari pukul 12.00 sampai malam pukul 20.00. Ini menandakan kami akan mengelilingi museum angkut sampai sore hari, belum juga nanti kami mampir dulu di alun-alun Batu nya. Bisa dipastikan sampai magrib kami mengarungi kota Batu.

Karenanya, di sinilah letak kebimbangan kami. Dengar-dengar malam hari angkutan jarang ada. Ini yang akan membuat kami kesulitan untuk pulang. Namun lagi-lagi ada malaikat kecil yang dikirim Tuhan selain budhe Mut yang membantu travelling kami kali ini. Mbak Nita beserta suaminya yang ikhlas menjemput kami di alun-alun Batu sekaligus tanpa keberatan mengantarkan kami pulang ke tempat penginapan budhe Mut yang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka.

Karena kebaikan kalian semua kepadaku yang bukan saudara mu, maka izinkanlah aku mewakili diriku dan teman-teman untuk menuliskan ucapan terima kasih dalam segilintir kata-kata ini.

***

Teruntuk malaikat-malaikat kecil yang dikirimkan Tuhan kepadaku.

Pertama, kepada budhe Mut. Kuucapkan terima kasih banyak atas kebaikan yang engkau berikan kepadaku. Dari pertemuan pertama, engkau dengan senang hati – walau aku merasa ini lumayan sulit – bolak-balik membonceng kami secara bergantian untuk sampai ke pangkalan angkutan. Setelah mendapatkan angkutan, engkau merogoh saku untuk mengeluarkan lembaran-lembaran rupiah yang seharusnya kamilah yang perlu mengeluarkan.

Sampai di gubuk nyamanmu, engkau masih repot menyiapkan aneka makanan untuk mengganjal perut-perut orang yang tidak pantas disebut tamu. Mungkin remaja-remaja yang lagi mencari tumpangan gratis lah nama yang tepat disematkan kepada kami.

Setiap hari engkau memberikan layanan dan fasilitas yang baik kepada kami, karenanya kami tidak merasa kekurangan. Walaupun hanya tiga hari mengurus remaja-remaja dengan bondo nekat ini, namun aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya terlunta-lunta selama tiga hari di kota tetangga. Aku yakin, bukan hanya kami yang berusaha menghindari hal buruk ini, namun semuanyapun pasti ingin berada di zona nyaman.

Bukan hanya sebatas itu, engkau juga membantu kami agar liburan kami di Batu dapat berjalan lancar. Engkau juga mengkhawatirkan kami ketika larut malam batang hidung kami tak jua muncul di gerbang rumahmu. Maaf telah membuat engkau menjadi cemas.

Saat petualangan kami telah usai dan waktunya kami meninggalkan Malang, lagi-lagi engkau membantu perpulangan kami. Engkau mencarikan angkutan untuk kami dan membuat supir angkut tidak meminta kami merogoh saku alias engkaulah yang membayarkan untuk kami. Terima kasih atas kebaikan yang engkau berikan.

Kedua kalinya, terima kasih kepada mbak Nita. Engkau telah bersedia menjemput kami ketika angkutan enggan menampakkan dirinya. Saat mengetahui keberadaan kami, engkau turun dari mobilmu dengan wajah ramah dan bersahabat sehingga membuat kami merasa nyaman atas kehadiranmu.

Mbak Nita dan keluarganya

Engkau berhasil membuat kami terkejut dan bahagia atas kebaikanmu. Aku sangat senang ketika mendengar engkau mengatakan akan mengantarkan kami sampai tempat penginapan alias rumah budhe Mut. Ini membuat hatiku kegirangan karena nantinya tidak usah repot-repot mencari angkutan.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah ketika suamimu mengarahkan mobilnya ke sebuah tempat makan berkelas di Malang. Tahu saja kalau perut ini sudah menjerit-jerit. Aku yakin senangnya teman-teman pasti gak ketulungan. Dengan makan di tempat ini, kami bisa membuat iri dan kagum teman-teman di Tulungagung. Karena dengan tampang desa kami dan dengan uang saku yang tak seberapa, ternyata bisa makan di rumah makan yang berkelas.

Wisata Angkringan Gadjah Lumping


Iya dong mereka kagum, karena mereka tidak tahu mbak kalau kami makan disitu bebas biaya alias ditraktir oleh mbak Nita, hehe.

Dan yang lebih melegakan adalah jawaban mbak Nita yang setia kami tunggu dari Museum Angkut. Jawaban dari pertanyaan ‘Di mana tempat penjualan oleh-oleh Malang yang harganya miring?’ Engkau rela menghabiskan jam istirahat kantormu hanya untuk mengantarkan kami berbelanja, engkau juga sengaja menelatkan diri masuk kantor hanya untuk menemani sekaligus mentraktir makan siang kami.

Kalian semua mengajarkanku bahwa kita harus berbuat baik kepada siapa saja, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Kepada kalian semua, aku hanya bisa mengucapkan terima kasih atas kebaikan yang kalian berikan. Maaf jika hanya ucapan terima kasih yang aku keluarkan untuk membalas kebaikan kalian semua. Aku berdoa semoga Tuhan membalas lebih kebaikan kalian. Terakhir kalinya, maaf jika selama bertemu kalian, aku hanya bisa merepotkan kalian semua.

4 komentar:

  1. wah, alhamdulillah, beruntung bisa ketemu malaikat yang baik hati,pengalaman yang sangat amazing,,,!!!
    salam kenal dari @edysupraeko|Blogger Bojonegoro

    BalasHapus
  2. baek benerrrr..
    alhamdulillh bgd yak, bs ketemu org2 sebaek mereka
    smoga kebaikan mereka segera dibalas Allah swt. amin

    BalasHapus

Like Me :)

Ungkapan Terima Kasih Ku

“Wah, kalau tanggal segitu gue sudah libur dan waktunya pulkam pren”.


Di saat jadwal untuk melanglangbuana ke Malang sudah fixed, temanku yang akan memberi tumpangan gratis malah pulang kampung. Duh, setelah dibuat bingung oleh hari yang baik untuk berlibur ke Malang, kini aku dan keempat temanku malah dibuat bingung oleh tempat penumpangan. Gak lucu juga kan kalau selama di Malang kami tidur di pinggir embongan.
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya muncullah sebuah keputusan untuk setiap orang agar mencari teman yang sedang tinggal di sana dan siap untuk ditumpangi untuk dua malam. Dengan konsekuensinya, kami menginap di tempat yang berbeda alias pencar dan bisa bersama hanya waktu mengunjungi tempat wisata.

Parah memang, namun apa boleh buat. Yang terpenting bagi kami bisa mbolang sampai Malang dan Batu serta bernarsis ria di Museum Angkut Batu yang lagi ngetrend saat ini.
Belum juga kami semua mendapatkan tempat menginap, tiba-tiba ada kabar bahwasannya ada salah satu temanku yang mempunyai saudara di Malang dan untungnya beliau mau memberi tumpangan gratis kepada kami.

Legalah sudah kami berlima, tiket kereta api sudah berada di tangan dan semuanya juga sudah fixed sesuai yang diharapkan. Tinggal mempersiapkan diri untuk menjelajahi kota apel tersebut.

***

Hari yang ditunggu telah tiba, tepat pukul 08.30 lima pasang kaki menginjakkan gerbong kereta api dan langsung mencari nomor tempat duduk seperti yang tertera pada tiket. Beberapa menit kemudian kereta melaju meninggalkan Tulungagung tercinta.

Stasiun demi stasiun telah mengizinkan kereta kami beristirahat sebentar hingga sampailah kami pada stasiun yang dituju, stasiun Kota Baru Malang.

Ternyata benar Tuhan telah mempersiapkan malaikat kecilnya kepada kami di Bumi Arema itu, yakni budhenya salah satu teman kami. Budhe Mut, begitu ia memanggilnya. Meskipun kami adalah orang-orang yang belum beliau kenal sebelumnya, namun beliau tidaklah pilih kasih kepada kami. Beliau memperlakukan kami sama seperti beliau memperlakukan keponakannya sendiri.

Keikhlasannya memberi tumpangan sangat terlihat jelas lewat mimik wajahnya dan sikap serta perilakunya kepada kami. Keramahan selalu beliau tampakkan dari awal bertemu sampai kami berpamitan pulang.  Inilah yang membuat kami betah tinggal di rumahnya.

JJS di sekitar rumah budhe Mut

Tujuan kami di Malang bukan hanya untuk mengunjungi rumah budhe Mut, melainkan untuk holiday di Batu tepatnya di Museum Angkut. Museum angkut adalah tempat wisata yang dibuka siang hari pukul 12.00 sampai malam pukul 20.00. Ini menandakan kami akan mengelilingi museum angkut sampai sore hari, belum juga nanti kami mampir dulu di alun-alun Batu nya. Bisa dipastikan sampai magrib kami mengarungi kota Batu.

Karenanya, di sinilah letak kebimbangan kami. Dengar-dengar malam hari angkutan jarang ada. Ini yang akan membuat kami kesulitan untuk pulang. Namun lagi-lagi ada malaikat kecil yang dikirim Tuhan selain budhe Mut yang membantu travelling kami kali ini. Mbak Nita beserta suaminya yang ikhlas menjemput kami di alun-alun Batu sekaligus tanpa keberatan mengantarkan kami pulang ke tempat penginapan budhe Mut yang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka.

Karena kebaikan kalian semua kepadaku yang bukan saudara mu, maka izinkanlah aku mewakili diriku dan teman-teman untuk menuliskan ucapan terima kasih dalam segilintir kata-kata ini.

***

Teruntuk malaikat-malaikat kecil yang dikirimkan Tuhan kepadaku.

Pertama, kepada budhe Mut. Kuucapkan terima kasih banyak atas kebaikan yang engkau berikan kepadaku. Dari pertemuan pertama, engkau dengan senang hati – walau aku merasa ini lumayan sulit – bolak-balik membonceng kami secara bergantian untuk sampai ke pangkalan angkutan. Setelah mendapatkan angkutan, engkau merogoh saku untuk mengeluarkan lembaran-lembaran rupiah yang seharusnya kamilah yang perlu mengeluarkan.

Sampai di gubuk nyamanmu, engkau masih repot menyiapkan aneka makanan untuk mengganjal perut-perut orang yang tidak pantas disebut tamu. Mungkin remaja-remaja yang lagi mencari tumpangan gratis lah nama yang tepat disematkan kepada kami.

Setiap hari engkau memberikan layanan dan fasilitas yang baik kepada kami, karenanya kami tidak merasa kekurangan. Walaupun hanya tiga hari mengurus remaja-remaja dengan bondo nekat ini, namun aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya terlunta-lunta selama tiga hari di kota tetangga. Aku yakin, bukan hanya kami yang berusaha menghindari hal buruk ini, namun semuanyapun pasti ingin berada di zona nyaman.

Bukan hanya sebatas itu, engkau juga membantu kami agar liburan kami di Batu dapat berjalan lancar. Engkau juga mengkhawatirkan kami ketika larut malam batang hidung kami tak jua muncul di gerbang rumahmu. Maaf telah membuat engkau menjadi cemas.

Saat petualangan kami telah usai dan waktunya kami meninggalkan Malang, lagi-lagi engkau membantu perpulangan kami. Engkau mencarikan angkutan untuk kami dan membuat supir angkut tidak meminta kami merogoh saku alias engkaulah yang membayarkan untuk kami. Terima kasih atas kebaikan yang engkau berikan.

Kedua kalinya, terima kasih kepada mbak Nita. Engkau telah bersedia menjemput kami ketika angkutan enggan menampakkan dirinya. Saat mengetahui keberadaan kami, engkau turun dari mobilmu dengan wajah ramah dan bersahabat sehingga membuat kami merasa nyaman atas kehadiranmu.

Mbak Nita dan keluarganya

Engkau berhasil membuat kami terkejut dan bahagia atas kebaikanmu. Aku sangat senang ketika mendengar engkau mengatakan akan mengantarkan kami sampai tempat penginapan alias rumah budhe Mut. Ini membuat hatiku kegirangan karena nantinya tidak usah repot-repot mencari angkutan.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah ketika suamimu mengarahkan mobilnya ke sebuah tempat makan berkelas di Malang. Tahu saja kalau perut ini sudah menjerit-jerit. Aku yakin senangnya teman-teman pasti gak ketulungan. Dengan makan di tempat ini, kami bisa membuat iri dan kagum teman-teman di Tulungagung. Karena dengan tampang desa kami dan dengan uang saku yang tak seberapa, ternyata bisa makan di rumah makan yang berkelas.

Wisata Angkringan Gadjah Lumping


Iya dong mereka kagum, karena mereka tidak tahu mbak kalau kami makan disitu bebas biaya alias ditraktir oleh mbak Nita, hehe.

Dan yang lebih melegakan adalah jawaban mbak Nita yang setia kami tunggu dari Museum Angkut. Jawaban dari pertanyaan ‘Di mana tempat penjualan oleh-oleh Malang yang harganya miring?’ Engkau rela menghabiskan jam istirahat kantormu hanya untuk mengantarkan kami berbelanja, engkau juga sengaja menelatkan diri masuk kantor hanya untuk menemani sekaligus mentraktir makan siang kami.

Kalian semua mengajarkanku bahwa kita harus berbuat baik kepada siapa saja, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Kepada kalian semua, aku hanya bisa mengucapkan terima kasih atas kebaikan yang kalian berikan. Maaf jika hanya ucapan terima kasih yang aku keluarkan untuk membalas kebaikan kalian semua. Aku berdoa semoga Tuhan membalas lebih kebaikan kalian. Terakhir kalinya, maaf jika selama bertemu kalian, aku hanya bisa merepotkan kalian semua.

4 komentar:

  1. wah, alhamdulillah, beruntung bisa ketemu malaikat yang baik hati,pengalaman yang sangat amazing,,,!!!
    salam kenal dari @edysupraeko|Blogger Bojonegoro

    BalasHapus
  2. baek benerrrr..
    alhamdulillh bgd yak, bs ketemu org2 sebaek mereka
    smoga kebaikan mereka segera dibalas Allah swt. amin

    BalasHapus

Blog Design by W-Blog